Kiswanti (50) penjual pakan burung di Jalan Kartini kebingungan ketika tempatnya biasa berjualan sudah porak poranda. Seratusan petugas Satpol PP Kota Semarang dengan seragam anti huru-hara juga terlihat bersiaga di sana.
"Saya biasa jualan mulai jam 06.00, tapi ini sudah tidak ada tempatnya. Ini bagaimana? Sakitnya tuh di sini," kata Kiswanti sambil menunjuk dadanya, Selasa (18/11/2014).
Sebelumnya pedagang kaki lima di Jalan Kartini memang sudah menerima edaran akan ada pembuatan taman di Boulevard Kartini yang digunakan untuk berdagang hari ini. Namum pedagang tidak menyangka Satpol PP akan memulainya sejak dini hari tadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu ketua Paguyuban Pesona Pasar Burung Semarang (P3BS), Wahyudi mengatakan pemerintah memang sudah menyiapkan lokasi baru untuk berdagang di Pasar Karimata lantai 2 tidak jauh dari lokasi lama. Namun lokasi itu susah diakses dan dianggap tidak layak digunakan berdagang.
"Aksesnya situ sulit, panas, susah jualannya. Kami ingin tempat yang lebih layak. Wali Kota katanya tidak akan menyakiti hati pedagang, nyatanya, ini arogan. Ada ratusan pedagang di sini," pungkas Wahyudi.
Sementara itu Kepala Trantibum Satpol PP Kota Semarang, Kusnandir mengatakan 100 petugas satpol PP dengan seragam anti huru-hara sudah berjaga sejak pukul 04.00 pagi. Hal itu memang disengaja ketika para pedagang belum datang.
"Kegiatan ini lain dari biasanya, seperti serangan subuh, ini meminimalisir kemacetan lalu lintas. Dan saat pagi diharapkan pedagang belum datang, namun ternyata sudah ada sekitar 25 pedagang sehingga kami minta untuk menepi dulu. Kami bantu pengamanan pembuatan taman di Boulevard Kartini ini," kata Kusnandir.
Saat ini ratusan pedagang masih berada di lokasi melihat alat berat yang mulai meratakan tempat dagang mereka. Beberapa pedagang yang sudah terlanjur membawa burung atau pakan burung untuk dijual merasa kecewa dan ada yang tetap menggelar dagangannya di pinggir jalan.
(alg/ndr)