Setelah berkali-kali melakukan lobi, Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) akhirnya sepakat berdamai. Ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa sangat berperan sebagai moderator dalam perdamaian kedua kubu. Forum lobi yang dilakukan di rumahnya tak luput dari serba-serbi, mulai dari lobi ikan Patin hingga Empek-empek yang disediakan Hatta.
Lobi antara KIH dengan KMP pertama kali menghasilkan kesepakatan bahwa KMP mengakomodir permintaan KIH dan akhirnya memberikan 21 kursi pimpinan alat kelengkapan dewan untuk anggota DPR dari KIH. Hatta merupakan satu-satunya Ketua umum Partai yang terlibat sejak awal dalam lobi perdamaian antara KIH dengan KMP. Ia bersama politisi PDIP Pramono Anung mengambil inisiatif untuk perdamaian KIH dengan KMP. Hatta pun mengaku sudah berminggu-minggu menggelar pertemuan dengan kedua belah kubu.
"Orang tidak tahu pembahasan di rumah saya terus terusan. Saya mengambil inisiatif luar biasa bersama Pramono Anung. Apapun juga harus ada titik temu. Harus ada katakan lah hal yang kami bahas bersama. Bagaimana KIH ikut kedalam dan KMP membuka ruang itu. Saya sibuk sekali terutama sibuk saya seperti ini. Tapi jarang saya mau berkomentar menahan diri supaya tidak menimbulkan distorsi," ujar Hatta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dua hal itu yang menyelesaikan perbedaan yang begitu kuat dan memanas, artinya salat dan makan ikan Patin yang enak banget, salaman, adem, selesai," kata Pramono dalam kesempatan yang sama.
Meski begitu, deal yang dicapai antara KIH dan KMP tak segampang itu berjalan mulus. Kedua belah pihak kembali memanas karena ada permintaan dari KIH lainnya yang tidak semudah itu diakomodir oleh KMP, yaitu mengenai perubahan pasal di UU MD3. Pasal yang ingin diubah oleh KIH adalah pasal yang mengatur soal pemilihan wakil ketua alat kelengkapan DPR dan pasal mengenai rapat bersama mitra DPR.
Permintaan KIH itu sempat membuat keadaan kembali memanas dan menimbulkan konflik di kedua kubu. KMP menganggap KIH banyak meminta, bahkan KIH disebut sudah dikasih hati masih meminta jantung. Lagi-lagi Hatta keluar sebagai penyelamat. Ia kembali menjadi penengah dan akhirnya KIH-KMP sepakat untuk menyempurnakan UU MD3 usai forum lobi yang dilakukan lagi di rumah Hatta. Penandatangan kesepakatan pun akan dilakukan Senin (17/11) mendatang di DPR.
"Alhamdulillah sudah mencapai kesepahaman. Ini akan segera di-follow up di DPR," kata mantan Menko Perekonomian itu di rumahnya, Perumahan Golf Mansion, Fatmawati, Jaksel, Sabtu (15/11/2014).
Hatta mengaku bergadang selama beberapa hari karena membuat draf kesepakatan damai antara KMP dengan KIH. Ia menyatakan mukadimah menjadi landasan dalam kesepakatan kedua belah pihak untuk mengakhiri konflik di DPR. Mukadimah itu merupakan kesepakatan yang dibikin pada pertemuan yang relatif awal antara KIH dan KMP.
"Saya bermalam-malam nggak tidur membuat kesepakatan itu. Paling tidak ada modal (pengalaman membuat kesepakatan) mantan Mensesneg. Pijakan awalnya adalah pertama, mari kita lepaskan dulu kepentingan sempit. Ini bukan retorika loh. Kedua, respek dan saling menghormati. Ketiga, mari kita hormati lembaga kita ini dengan mempercepat dewan bekerja dengan efektif. Itu saya tuangkan dalam mukadimah," jelasnya.
Makanan yang disediakan di rumah Hatta pun kembali menjadi pemanis dalam penyelesaian perselisihan KIH dan KMP. Pada forum lobi terakhir, makanan khas Palembang yang merupakan daerah asal Hatta, Empek-empek jadi jagoannya. Bahkan Pramono Anung yang merupakan juru lobi pihak KIH menyatakan Empek-empek di rumah Hatta menyelesaikan konflik KIH dengan KMP.
"Hari ini yang menyelesaikan adalah empek-empek. Empek-empek paling enak ada di rumahnya Pak Hatta Rajasa. Intinya kesepakatan ini tidak mengeliminir dan mengurangi kewenangan yang ada di DPR," terang Pramono di lokasi yang sama. (ear/ahy)