"Kita tidak boleh lupa bahwa Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan Bangsa Indonesia," kata Oesman di kantor Gubernur Papua, Jayapura, Sabtu (15/11/2014).
Ini merupakan acara sosialisasi 4 Pilar kebangsaan yang pertama dilakukan di masa pengurusan MPR periode 2014-2019. Oesman menjelaskan alasannya memilih Papua sebagai tempat pertama melakukan sosialisasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada pula ketidakadilan ekonomi dalam lingkup luas dan dalam kurun waktu yang panjang, melewati ambang batas kesabaran masyarakat secara sosial yang berasal dari kebijakan publik dan munculnya perilaku ekonomi yang bertentangan dengan moralitas dan etika," imbuh Oesman.
Hal-hal yang disebutkan tadi, menurut Wakil Ketua MPR itu menyebabkan semakin lunturnya kepemahaman 4 Pilar Kebangsaan. Oleh karena itu, Oesman bertekad bahwa harusnya 4 Pilar Kebangsaan diajarkan hingga ke kampung-kampung dan sekolah-sekolah dasar.
"Saya maunya tidak cuma di level provinsi seperti sekarang ini. Kalau bisa sampai kampung-kampung, itu di pelajaran SD juga seharusnya ada," tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Papua Lucas Enembe mengaku bahwa sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan menjadi amat penting di Papua. Apalagi, mayoritas masyarakat Papua yang masih hidup di bawah garis kemiskinan membuat masyarakat sama sekali tak terpikir tentang 4 Pilar Kebangsaan.
"Tempat yang sangat tepat untuk sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ya di Papua. Di sini orang-orang jangankan memikirkan 4 Pilar Kebangsaan, untuk hidup saja mereka masih di bawah kemiskinan," tutur Lucas.
(kha/fdn)