The Hub, Tempat Berkumpulnya Social Entrepreneur Singapura

Laporan dari Singapura

The Hub, Tempat Berkumpulnya Social Entrepreneur Singapura

- detikNews
Sabtu, 15 Nov 2014 07:15 WIB
Singapura -

Sekilas bangunan bercat merah itu seperti bangunan unik yang ada di Singapura. Saat masuk ke dalamnya pun, sebuah bar dan coffee maker‎ membuatnya seperti cafe-cafe pada umumnya. Namun, The Hub tak hanya sekedar bangunan unik dan tempat nongkrong biasa. Lebih dari itu, bangunan ber 3 lantai itu menjadi tempat para social entrepreneur di Singapura.

Detikcom berkesempatan mendatangi The Hub di Somersed Rd, Singapura, Jumat (14/11/2014) atas undangan Singapura International Foundation. The Hub menjadi.tempat para social enterpreneur bertemu. Mereka dari berbagai negara.

"‎Defisi sukses di Singapura dengan banyak uang dan kerja di perusahan besar. Tapi generasi saat ini memandang tak hanya uang tapi apakah yang kau kerjakan memiliki arti untuk orang sekitarmu jadi banyak orang yang membangun untuk meberi efek positif dari kegiatan sosial," kata pendiri The Hub Grace Sai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia lalu menceritakan perjuangan mendirikan The Hub bersama teman-temannya. Mencari tempat, menjelaskan gerakannya pada masyarakat dan mendapatkan kepercayaan pemerintah pada kegiatannya.

Organisasi ini dibangun untuk mencari orang-orang yang berani menjadi entrepreneur namun pada beberapa bidang yang berdampak positif pada masyarakat seperti pendidikan, pertanian dan banyak hal lainnya yang mereka namakan social entrepreneur.

Berbeda dengan entrepreneur biasa, social entrepreneur lebih menitikberatkan kegiatan bisnisnya untuk sosial. Saat ini The Hub sudah memiliki mitra di 65 negara dengan anggota sekitar 500 orang yang tergabung dalam 200an perusahaan kecil. Sebagian besar adalah social entrepreneur tetapi entrepreneur murni juga ada.

"Karena harus ada saling membiayai. Yang social butuh uang yang tak sedikit dan yang entrepreneur pasti bisa membantu," sambungnya.

Bicara tentang bangunan di The Hub, di sini selalu ada motivator atau seorang ahli yang dapat diajak berkonsultasi dengan ide sosial yang orang miliki. Di lantai 1, memang dibuat nyaman dengan konsep cafe dengan banyak kursi dengan meja yang cukup panjang

Sebuah bar dibuat untuk menyediakan minuman-minuman segar bagi pendatang. Kebanyakan yang datang adalah para Hubber, anggota kelompok The Hub. Tempat ini sengaja dibuat minimalis dengan banyak pesan sosial di dinding-dinding.

Beranjak ke lantai 2, sebuah ruangan besar dengan meja-meja bulat yang banyak serta beberapa meja dengan komputer menjadi tempat para socialpreneur mengerjakan proyeknya. Namun, jika mereka kelelahan maka tinggal menuju ruangan 'the sleeper' yang disediakan untuk anggota yang ingin beristirahat.

"‎Ini adalah cafe, wadah kerja sama dan rumah yang nyaman," sambungnya.

Peran pemerintah Singapura disebutnya sebagai salah satu hal penting. Meski awalnya bekerja sendiri, pemerintah membantunya dengan memberikan subsidi untuk penyewaan bangunan yang tak jauh dari kawasan Orchard Rd itu. Selain itu, ada dana sekitar S$ 200 ribu yang disalurkan untuk menjalankan program-program kerjasama anak muda ini.

Untuk ikut bergabung, kelompok entrepreneur itu harus mendaftar secara online dan menjalani sejumlah tes. Tes itu sedikit banyak menyangkut visi dan passion kelompok tersebut pada pengembangan sosial masyarakat. Nantinya para ahli organisasi ini akan memutuskan apakah kelompok itu lulus tes atau tidak.

Anggotanya kini 500 orang. Mereka tak semuanya warga Singapura. Ada India, Malaysia dan Indonesia. Para anggota ini pun tak diberi target dalam berusaha.

"‎Nggak ada target dan mereka bisa meminta bantuan. Tapi kita bisa beri bantuan program untuk membahas bisnis mereka,‎

Dalam program kerjanya, The Hub mengenal sistem incubator‎ (pertemuan tertutup dan intens) dalam 2 jenis. Yakni dengan kelompok yang sudah memiliki prototype program atau kelompok yang baru sebatas ide.

Kini, selain terus mengembangkan relasi The Hub, mereka kini membantu pemerintah untuk menularkan jiwa sosial entrepreneur pada mahasiswa.

"‎Kami percaya 1 hari nanti semua orang harus punya misi untuk dunia dan society dan bagus untuk environment," pungkasnya



(bil/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads