Kenang Andi, Guru: Dia Salat 5 Waktu Selalu ke Masjid

Korban Tawuran

Kenang Andi, Guru: Dia Salat 5 Waktu Selalu ke Masjid

- detikNews
Jumat, 14 Nov 2014 18:50 WIB
Jakarta -

Andi Audi Pratama (16) siswa kelas XI SMA 109 Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan telah meninggalkan keluarga, teman hingga guru-guru di sekolahnya akibat menjadi korban pengeroyokan berujung maut. Sebagai seorang murid yang pendiam, para guru tidak sedikitpun mempercayai bahwa Audi, panggilan akrab Andi Audi, ikut di dalam tawuran tersebut.

"Itu yang kami pertanyakan, saya pribadi nggak percaya sama kejadian itu, kalau menurut saya, nggak mungkin, karena dia itu pendiam," kata wakil bidang kesiswaan SMA 109, Jajang Suwandhy kepada wartawan di kantornya, Jumat (14/11/2014).

Jajang mengaku baru mendapatkan kabar tersebut pada hari Sabtu (8/11) sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu dirinya sedang tidak berada di Jakarta karena ada urusan keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Paginya saya ditelepon ibunya, yang mengajarkan bahwa Audi sudah tak ada. Tapi saat itu saya belum sempat bertanya banyak mengenai penyebabnya, karena saat itu komunikasi memang kurang bagus dan karena saya sendiri juga memiliki urusan keluarga," jelasnya.

Penyebab jelas meninggalnya Audi baru diketahui Jajang pada hari Senin (9/11). Pada saat itu, dirinya masih tak percaya, remaja 16 tahun yang pada Kamis (6/11) masih sempat bercanda dengannya sudah meninggalkan dunia.

"Sampai sekarang saya pun kalau ada yang ingin memperlihatkan foto Audi, saya nggak mau. Saya masih belum percaya dan tidak menyangka dia akan pergi dengan cara seperti ini," ungkapnya sendu.

Wakil bidang Humas SMA 109, Kris Suntaji, ikut melayat ke rumah Almarhum pada Sabtu (8/11). Dari para tetangga, dia mendengar bahwa Audi dikenal sebagai pribadi yang baik dan rajin beribadah.

"Rupanya nggak cuma salat Dhuha saja, tetangganya bilang, dia itu kalau salat 5 waktu pasti ke masjid. Anak zaman sekarang, apalagi di jakarta, masih ada yang seperti itu, tentu orang tuanya sangat kehilangan," kata Kris.

Dia juga mendengar tentang kebiasaan Audi yang selalu memijit sang ibunda sebelum tidur. "Anak itu, cerita ibunya, selalu mijitin sebelum tidur, setiap hari. Dia juga selalu menjemput ayahnya setiap pulang kerja. Anak saya sih, mungkin sekali-kali ya. Tapi Audi ini...makanya saya masih tidak percaya kalau dia ikut tawuran," ungkapnya.

"Jujur saja, saya merasa sangat kehilangan. Kehilangan teman salat Dhuha, kehilangan siswa terbaik, dan anak yang mencintai orang tua. Pokoknya he always will be in my heart," tutup Kris haru.

Audi meninggal karena kritis dan kehabisan darah di Rumah Sakit JMC, Warung Buncit, Jaksel pada Sabtu (8/11) setelah malamnya dirinya terlibat dalam sebuah aksi tawuran. Saat ini jenazah Audi dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Cilandak, Jaksel.

(rni/sip)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads