Wakil bidang kesiswaan, Jajang Suwandhy masih mengingat jelas tingkah laku Audi, panggilan akrab Andi Audi, pada hari Kamis (6/11), sehari sebelum peristiwa terjadi. Audi biasanya duduk di bangku paling belakang, tiba-tiba pindah tempat ke bangku paling depan, tak jauh dari meja guru.
"Biasanya anak ini kalau belajar kan duduk paling belakang, tapi entah kenapa hari itu nggak biasanya dia pindah ke depan," jelas Jajang mengenang kejadian tersebut saat ditemui di SMA 109, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Jumat (14/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua orangtuanya alumni sini, jadi saya cukup kenal dengan dia. Karena sikapnya yang nggak biasa itu, saya becandain, 'nggak biasanya nih kamu duduk di depan'. Tapi dia sambil ketawa menjawab, 'ya kan saya kepengen pinter juga pak," tutur Jajang.
Audi, walaupun memiliki nilai akademik yang tak terlalu tinggi, namun dikenal sebagai pribadi pendiam yang tak pernah melakukan hal aneh. "Bahkan sejak kelas X, dia tidak pernah terlambat, dan tidak pernah sekali pun melanggar peraturan sekolah," jelasnya.
โKris Kuntaji wakil bidang humasโ SMA 109 juga memiliki kenangan tersendiri dengan remaja ganteng ini. Audi yang dikenal tak pernah neko-neko, rajin beribadah.
"Dia itu teman saya salat duha di musala. Kadang saya sedang salat pas salam ke kanan, saya selalu lihat dia ikut salat juga. Kalau teman-temannya yang lain setelah jam pelajaran itu kan, langsung ke kantin karena lapar ya, tapi dia tahan, dan salat duha dulu," ungkap Kris dengan nada bergetar.
"Sekarang setelah kejadian ini, saya merasa kehilangan kawan salat duha, hati saja makin teriris merasakannya," tutup Kris haru.
Audi sendiri saat ini telah beristirahat dengan tenang di TPU Jeruk Purut. Jenazahnya tadi pagi dilakukan autopsi ulang.
(rni/mok)