Menteri Anies: Ruang Kelas yang Tenang Membahayakan Masa Depan Anak

Menteri Anies: Ruang Kelas yang Tenang Membahayakan Masa Depan Anak

- detikNews
Jumat, 14 Nov 2014 15:09 WIB
Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudyaan Anies Bawesdan tengah melakukan review dan pengamatan terkait Kurikulum 2013. Ia pun menyoroti metode pembelajaran di kelas yang telah membudaya selama ini.

"Saya temukan ruang kelas yang tenang, yang nyaman, enak bagi pengajarnya. (Itu) Jadi membahayakan buat masa depan anak kita. Karena kalau seperti ini anak-anak kita pasif. Bukan jadi pemberani. Yang harus kita tumbuhkan itu," ungkap Anies usai sidak di SDN 1 Sukmajaya, Jl Tirta Jaya, Depok, Jabar, Jumat (14/11/2014).

Menurut Anies, budaya pendidikan Indonesia di sekolah itu sering kali mengekang kebebasan anak berekspresi di kelas. Ekspresi yang muncul dari para siswa sekolah disebut Anies sangat seragam akibat metode yang telah membudaya itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ekspresi itu selalu seragam. Semuanya tertib, bahkan ketika masuk kelas pun dan (anak-anak) ramai, diminta (guru) untuk jangan ramai. Anak-anak itu memang harus ramai, anak-anak itu memang harus berekspresi," kata Anies.

"Kita sering mengajarkan anak-anak mengikuti apa yang diajarkan. How are you, pasti semuanya (jawab) I'm fine thank you. Seragam seluruh Indonesia. Anda tanya 'what is your name, my name is'. Sama semuanya," sambungnya.

Menurut mantan Rektor Universitas Paramadina itu, budaya mengajar di Indonesia tidak mengajarkan anak-anak untuk berkreasi namun berimitasi. Itulah yang dikatakan Anies harus diubah.

"Dari mengimitasi menjadi mengkreasi, dan itu mulainya di rumah dan di sekolah. Terutama sekolah anak usia dini, anak Sekolah Dasar. Di situ kuncinya. Kalau anak-anak dilatih berkreasi, berekspresi, maka Indonesia akan berubah. Tadi kita lihat sama-sama, kebiasaan berekspresi sangat rendah. Pelajaran pun lebih banyak sifatnya masih menulis imitasi," jelas salah satu menteri termuda itu.

Anies pun memberi contoh lain tentang akibat yang ditimbulkan dari metode pembelajaran di Indonesia selama ini. Anak-anak sekolah akan dengan lantang menjawab saat ditanya ingin menjadi apa saat besar nanti, namun akan terdiam ketika ditanya akan membuat atau berkarya apa.

"Ketika bertanya mau jadi apa, semua bisa jawab jadi dokter, tentara dan sebagainya. Tapi kalau ditanya mau buat apa mereka tidak bisa jawab. Justru yang paling penting diajarkan adalah mereka akan membuat apa, ingin menghasilkan berkarya apa," tutur Anies.

Untuk itulah Anies merasa bahwa permasalahan pendidikan pada dasarnya bukan terletak pada kurikulum apa yang digunakan. Menurutnya kekayaan metode mengajar menjadi solusi yang baik.

"Stok masalah banyak sekali, tapi ini item-item yang nampaknya kecil, tapi kalau itu diubah, dan caranya, bukan di kurikulum. Itu mengubahnya dengan memberikan guru kekayaan metode mengajar. Metodenya yang harus diperbaiki," tutup Anies.

(ear/rmd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads