Audiensi dengan Guru, Anies Terima Banyak Keluhan Soal Kurikulum 2013

Audiensi dengan Guru, Anies Terima Banyak Keluhan Soal Kurikulum 2013

- detikNews
Jumat, 14 Nov 2014 13:55 WIB
Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Bawesdan melakukan sidak ke SDN 1 Sukmajaya dan SMPN 1 Depok, Jawa Barat. Ia pun melakukan audiensi dengan para guru untuk mencari tahu mengenai proses belajar mengajar (PBM) menggunakan Kurikulum 2013 (K13).

Para guru di 2 sekolah yang didatangi Anies hari ini, Jumat (14/11/2014), hampir semuanya memiliki pandangan yang sama. Mereka mengeluhkan repotnya sistem penilaian pada siswa dengan K13.

"Kalau K13 penilaiannya sulit. Ada banyak ragam yang harus dideskripsikan yaitu sikap, pengetahuan, keterampilan, dan ketakwaan. Saya ngajar 2 kelas, total 67 murid Pak, jadi repot. Kalau suruh pilih, saya pilih kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) lebih mudah memberi nilai," ujar wali kelas I SDN Sukmajaya, Entin saat audiensi bersama Anies di SDN 1 Sukmajaya, Jl Tirta Jaya, Depok, Jabar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hampir semua rekan Entin sesama pengajar di sekolah tersebut memiliki pendapat yang sama. Meski begitu, mereka sepakat bahwa untuk perkembangan siswa metode K13 jauh lebih baik.

"Kalau untuk materi lebih bagus K13 karena anak-anak jadi lebih aktif, hanya saja penilaiannya Pak yang sulit," jawab Entin saat ditanya oleh Anies.

Senada dengan guru di SDN 1 Sukmajaya, guru-guru di SMPN 1 Depok juga hampir semuanya menyatakan hal yang serupa. Meski begitu ada beberapa guru yang melihat beban dari K13 sebagai tantangan.

"Pengajaran dan kedalaman materi lebih bagus K13, karena banyak ragamnya, dan untuk anak lebih pada penilaian sikap, tapi administratifnya susah misal pembuatan LPP dan penilaian yang beragam. KTSP pengajaran secara umum, tapi penilaiannya lebih singkat," ujar guru SMPN 1 Depok, Teti menjelaskan pengalamannya kepada Anies saat audiensi di sekolahnya, Jl Pemuda, Pancoran Mas, Depok.

"Tapi ini bisa menjadi tantangan untuk guru," sambung Kepala Sekolah SMPN 1 Depok, Eti, dalam kesempatan yang sama.

Anies sendiri menyatakan maksud kedatangannya kepada para guru. Ia mengaku ingin mengetahui pengalaman para guru sebagai bentuk review terhadap kurikulum 2013.

"Kita sedang review, memperbaikinya jangan ekstrim. Saya ingin mendengar pengalaman guru-guru. Mendengarkan bapak dan ibu lebih penting daripada yang meneliti di atas meja. Yang tahu yang di lapangan, dan yang kita butuhkan bukan di hulunya tapi di hilirnya," terang Anies kepada para guru di SMPN 1 Depok.

Mantan Rektor Universitas Paramadina ini pun menyatakan pandangan dari para guru sangat penting untuk mengevaluasi kurikulum 2013. Meski ada berbagai macam pandangan, menurut Anies yang paling penting adalah tetap yang paling baik bagi para siswa.

"Memang kurikulum 2013 terasa lebih berat. Tapi pointnya adalah, ketika kita menyusun sebuah kurikulum jangan hanya melihat pandangan di luar kelas, review itu narasumbernya harus mereka yang selama ini berada di ruang kelas, yang senyatanya menjalankan. Mereka bisa membandingkan dan kemudian kita melihat anak-anaknya (siswa)," kata Anies.

"Penerapan sebuah kurikulum bukan soal cepatnya. Begitu putuskan langsung dijalankan, nggak bisa. Ini soal masa depan anak-anak kita," tutupnya.

(ear/rmd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads