Entah apa yang ada di benak para remaja ini, tawuran pelajaran dirayakan di media sosial. Kemenangan tawuran dianggap sebagai kebanggaan. Kekalahan berujung saling ejek. 'Nyayuuuuur'!
Adalah akun @jalurSMA yang menjadi pemicu pecahnya kembali tawuran SMA 60 dan SMA 109. Entah siapa admin akun twitter itu, dalam kicauannya akun itu memang menyampaikan informasi soal aksi tawuran SMA di Jakarta. Sekolah yang menang diberi ucapan selamat. Menyedihkan!
Karena kicauan akun itu, soal kekalahan SMA 109, memicu bentroknya kembali sekolah itu dengan SMA 60. Lewat media sosial mereka janjian bertemu di perempatan Pejaten Village, Jaksel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pukul 23.00 WIB, Jumat 7 November. Andi dan teman-temannya bertemu dengan siswa SMA 60. Tawuran pecah dan Andi tewas.
Kisah menyedihkan penggunaan media sosial ini memang fakta. Tengok saja kicauan-kicauan @jaluSMA itu, yang menang diberi selamat. Bahkan sejumlah akun memarahi admin akun itu yang dianggap sebagai provokator.
Dan tewasnya Andi, mengakhiri kicauan akun @jalurSMA itu. Sang admin menulis pada 8 November 'stop tweeting' dan berkicau, 'Jangan sampe terjadi lagi brad kawan2 pelajar kita jadi korban, mending jadi kawan tongkrongan dripada musuh'.
Nasi sudah menjadi bubur, Andi sudah bersemayam di Jeruk Purut. Semoga saja para pelajar segera sadar, media sosial bukan untuk ajang janjian tawuran apalagi gagah-gagahan.
(rni/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini