Kala Menteri Anies Menganalogikan Korupsi Seperti Perbudakan

Kala Menteri Anies Menganalogikan Korupsi Seperti Perbudakan

- detikNews
Kamis, 13 Nov 2014 18:51 WIB
Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan berpidato di depan ribuan jajarannya. Ia bicara tentang pentingnya memberantas korupsi yang dianalogikannya seperti perbudakan dan rasialisme.

Anies berpidato di Gedung Ki Hajar Dewantara, Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (13/11/2014). Di situ ada ribuan jajarannya duduk lesehan menyaksikan.

Dengan semangat membara, Anies bicara tentang pentingnya memberantas korupsi. "Bila sekolah-sekolah kita masih menjadi ladang aktivitas korupsi, jangan harap generasi masa depan kita akan menjadi generasi yang bersih. Impossible!," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilanjutkan oleh Anies, jika ingin semua sekolah di Indonesia bersih, baik, dan menjadi bebas korupsi, yang mengelola haruslah institusi yang bersih dan berintegritas tinggi. Institusi yang membuat semua orang yang bekerja di dalamnya merasa bangga.

"Saya sering menganalogikan korupsi itu seperti perbudakan, seperti rasialisme," ucap Anies yang mengenakan kemeja batik lengan pendek didominasi warna biru, dan celana panjang hitam.

Anies menjelaskan, ada masa dalam peradaban manusia, dimana jual-beli manusia itu terbuka dan dianggap normal. Tidak ada yang menganggap salah praktek itu sampai muncul gagasan menggugat perbudakan. Dan mereka yang menggugat saat itu, dianggap aneh.

"Rasialisme, lihat Eropa yang disebut sebagai peradaban maju. Sampai dengan 60 tahun lalu, rasialis itu ditepuktangani, rasialis itu sesuatu yang normal," ujar Anies.

Tapi itu dulu. Kini, kata Anies, orang yang bersikap rasialis akan dipandang sebagai orang terbelakang. Jika ada orang yang mempraktekkan perbudakan, bukan hanya terbelakang, tetapi juga akan dipandang tak terhormat sama sekali.

"Korupsi hari ini mungkin adalah praktek normal. Tapi 2 sampai 3 dekade yang akan datang, bukan barang normal lagi. Korupsi sudah kita anggap usang, apek! Tidak ada satu pun anak-anak, cucu kaum rasialis, pejuang rasialis, atau pemilik budak yang hari ini bangga. Mereka yang waktu itu menentang, melawan, di hari itu dianggap aneh. Tapi di kemudian hari, mereka dianggap pahlawan-pahlawan semua," imbuh Anies.

Anies pun meminta agar jajarannya di Kemendikbud menentang korupsi. Rektor Universitas Paramadina tersebut ingin agar kementeriannya menjadi yang terdepan memberantas korupsi.

"Kita sekarang dalam periode transisi. Mau jadi bagian masa lalu, atau bagian masa depan? Pilih mana?," ribuan jajarannya yang ada di tempat itu pun kompak memilih menjadi bagian masa depan.

Melihat itu, Anies tampak tersenyum. "Kita harus menjadi bagian yang menjadi hulunya untuk membersihkan republik ini dari seluruh praktek korupsi. Harus di sini, di tempat ini!" ucap Anies disambut tepuk tangan riuh ribuan jajarannya.

"Kalau kita saat ini mempraktekkan itu, yuk kita ubah!" sambung Anies kemudian.

Di depan jajarannya, Anies juga bicara tentang pentingnya integritas. "Jika di tempat ini (Kemendikbud-red) integritas hadir, maka anak kita akan merasa orangtuanya terhormat, yang dikerjakannya patut dihargai. Anak-anaknya tidak akan malu atas orangtuanya," ucap Anies.

Anies mengingatkan, Kemendikbud punya peranan penting bagi masa depan bangsa. Karenanya, semuanya harus sadar dan bekerja keras karena punya tugas mulia.

"Yang kita kerjakan hari ini, punya impact yang dahsyat buat kemajuan negeri ini masa depan. Tugas kita ini bukan ringan, tapi sangat berat. Extremly important. Kita semua sedang menggambar wajah masa depan Indonesia," tegas Anies.

(bar/vid)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads