Menjelang digelarnya Musyawarah Nasional suhu politik di internal Partai Golongan Karya mulai memanas. Delapan politisi yang diperkirakan bakal maju sebagai calon ketua umum sudah terlibat saling 'serang'. Ketua Umum Partai Gokar Aburizal Bakrie (Ical) yang disebut didukung 32 DPD I untuk kembali memimpin partai berlambang pohon beringin itu tak luput dari 'serangan'.
Ical dan pengurus di Dewan Pimpinan Pusat dituding membuat skenario yang menghalangi munculnya calon ketua umum lain. Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham pun geram dan mengkritik balik kolega satu partainya itu yang ini maju dalam bursa calon ketua umum.
Menurut Idrus ulah mereka dianggap membuat suasana partai tak kondusif menjelang Rapimnas dan Munas. "Ada informasi-informasi rekayasa (Munas), ini faktanya justru mereka yang menghambat!" kata Idrus dengan nada tinggi di gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agung sendiri wakil ketua umum, Priyo ketua DPP, Airlangga juga ketua. Bagi kita proses berjalan sesuai proses demokrasi yang ada," kata Idrus.
Tak hanya soal tudingan DPP tidak netralโ, skenario aklamasi hingga permintaan Ical tak maju. Idrus juga membantah penunjukkan panitia Rapimnas yang diketuai Nuridn Halid tidak sesuai ketentuan karena dilakukan sepihak tanpa pleno.
"Bagaimana sepihak? Darimana aturannya. Jadi sebagai tindaklanjut rapat konsultasi, berkembang pikiran perlu diwadahi forum yang punya kewenangan. Saat itu ditunjuk oleh ketua umum menunjuk Orda untuk membentuk kepanitian," paparnya.
"Cobalah diluruskan, saya imbau teman-teman yang ada di Partai Golkar jangan karena kepentingan subyektif kita akan ganggu soliditas. Mari kawal Partai golkar sesuai mekanisme secara demoktis," imbuh Idrus.
(iqb/erd)











































