Slovenian National Theatre Drama di Ljubljana, Republik Slovenia, menarik perhatian pengunjung tetapnya dengan keberanian teater tersebut mempergelarkan seni budaya tradisional dari negara lain: wayang dari Indonesia.
Gedung teater yang sehari-harinya menampilkan drama lokal, kali ini menjadi saksi pementasan wayang kolaborasi berupa kombinasi wayang kulit dan wayang golek, dengan lakon Anoman Duta, disempurnakan dengan workshop gamelan Jawa dan workshop wayang kulit.
Dibawakan dalam Bahasa Jawa dan Indonesia dengan sisipan dialog dalam Bahasa Inggris, lakon Anoman Duta yang dipadatkan menjadi lebih singkat dengan durasi 60 menit itu terlihat sukses membetot perhatian sekitar 300 penonton yang memadati gedung teater kebanggaan kota Ljubljana itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Arti nilai seni budaya, makna dan filosofinya yang sangat erat dengan lakon memberikan daya tarik tersendiri bagi para penonton," ujar Duta Besar RI untuk Austria, Slovenia dan Perutusan Tetap RI untuk PBB dan Organisasi Internasional lainnya di Wina, Rachmat Budiman kepada detikcom, Rabu (12 November 2014).
Dubes mengatakan bahwa misi kebudayaan ini merupakan salah satu wujud diplomasi soft power Indonesia, di samping sejumlah kegiatan promosi perdagangan, promosi budaya maupun seminar- seminar mengenai Indonesia yang telah dilakukan di Ljubljana dan kota-kota lain di Slovenia.
"Melalui pagelaran ini diharapkan hubungan seni budaya Slovenia-Indonesia dapat terus ditingkatkan, sekaligus memberi kesempatan kepada masyarakat Slovenia untuk lebih mengenal Indonesia," imbuh Dubes.
Pengunjung teater terlihat semakin antusias dengan adanya workshop gamelan dan sesi interaktif gamelan dengan lagu yang mudah dimainkan, di bawah bimbingan para pemain gamelan dari Indonesia.
Apresiasi dari publik Slovenia cukup tinggi karena pagelaran semacam ini merupakan acara unik. Di antara pengunjung terdapat alumni penerima beasiswa Darmasiswa, rekan dan mitra dunia panggung teater Slovenia, Friends of Indonesia di Slovenia, dan masyarakat Indonesia di Slovenia.
Seorang Indonesianis asal Slovenia yang juga pengajar gamelan Jawa di Slovenia, Prof. Svanibor Pettan, menyambut baik diadakannya pagelaran budaya Indonesia semacam ini di negaranya.
"Pecinta seni di Slovenia haus pengetahuan dan ingin mengembangkan wawasannya mengenai seni budaya dari negara lain," demikian Prof. Pettan.
Sebelumnya juga telah digelar workshop wayang kulit. Pengunjung teater termasuk anak-anak terlihat mengelilingi pengajar yang dengan sabar dan telaten mengajari mereka cara melukis wayang kulit. Pengajar kemudian mendemonstrasikan bagaimana cara memainkan wayang-wayang tersebut.
Menurut Counsellor Dody Kusumonegoro, workshop wayang kulit ini sedianya merupakan ajang perkenalan bagi para tamu yang masih awam akan seni wayang. Selain workshop wayang, para tamu juga dapat menikmati pameran buku-buku pewayangan dan cendera mata.
Pagelaran pada 9 November 2014 hasil kerjasama KBRI Wina dengan Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi), didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, serta Asosiasi Persahabatan Slovenia-Indonesia ini menjadi suatu suguhan baru bagi pecinta seni teater Slovenia.
"Minat masyarakat Slovenia terhadap Indonesia memang terus meningkat sejak promosi rutin kita, termasuk pendirian rumah Joglo di negara tersebut," pungkas Dody. ββββββββ (es/es)