Alasan Pemerintah Tetapkan Idul Adha 21 Januari 2005

Alasan Pemerintah Tetapkan Idul Adha 21 Januari 2005

- detikNews
Senin, 17 Jan 2005 17:27 WIB
Jakarta - Pemerintah tetap menetapkan Idul Adha jatuh pada Jumat (21/1/2005). Ketetapan pemerintah ini berbeda dengan pemerintah Arab Saudi yang menetapkan Idul Adha jatuh pada Kamis (20/1/2005). Apa alasan pemerintah? Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Departemen Agama (Depag) Taufik Kamil menjelaskan mengenai keputusan pemerintah yang tetap menetapkan Idul Adha 21 Januari 2005. Taufik menjelaskan hal ini dalam jumpa pers di kantor Depag, Jl. Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (17/1/2005). Taufik menjelaskan, sistem yang diterapkan dalam menetapkan Idul Adha, ada dua dua. Pertama, sistem ru'yat, yaitu sistem konvensional dibantu alat moderen untuk melihat timbulnya bulan baru. Kedua, sistem hisab, yaitu sistem penetapan dengan memperhitungkan kapan bulan baru terbit. "Dan pemerintah menggabungkan dua sistem ini," kata dia. Hasil hisab menunjukkan bahwa Idul Adha memang jatuh pada 21 Januari 2005. Menurut Kamil, untuk membandingkan hasil hisab itu, pemerintah juga telah membentuk tim untuk melakukan ru'yat pada tanggal 10 Januari 2005 bertepatan dengan 29 Dzulqo'dah 1425 H. Tim ini ditugaskan untuk melakukan ru'yat di tempat-tempat penetapan ru'yat di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke. "Setelah melakukan ru'yat, tim yang terdiri dari 30 orang, antara lain ormas-ormas Islam, tim dari planetarium, LAPAN, dan lain-lain mengatakan tidak melihat hilal. Sehingga bulan Dzulqo'dah 1425 digenapkan menjadi 30 hari," kata Taufik.Dengan demikian tanggal 11 Januari 2005 ditetapkan sebagai tanggal 30 Dzulqo'dah 1425 H. Tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada Rabu (12/1/2005). "Sehingga ditetapkan wukuf jatuh hari Kamis, 20 Januari 2005 dan hari raya Idul Adha jatuh pada Jumat, 21 Januari 2005," jelas Taufik. Menurut Taufik, meski pemerintah Arab Saudi meralat Idul Adha dari 21 Januari menjadi 20 Januari 2005, tapi pemerintah Indonesia tetap tidak terpengaruh. "Kata Menteri Agama, setiap negara memiliki sistem masing-masing. Kita tidak perlu terpengaruh dengan Arab Saudi," jelasnya. Taufik menjelaskan, salat Idul Adha secara nasional di Jakarta akan digelar di masjid Istiqlal dan dihadiri Wapres M Jusuf Kalla. Sedangkan Presiden SBY akan menunaikan salat id di Masjid Baiturrahman, Banda Aceh. Tidak Pengaruhi Penerbangan Jamaah Haji Taufik juga menegaskan, perbedaan Idul Adha di Arab Saudi dan Indonesia ini tidak akan mempengaruhi jadwal penerbangan haji jamaah Indonesia. "Tidak ada perubahan schedule. Tanggal 27 Januari 2005 nanti, kloter pertama akan tiba di Indonesia. Mereka adalah jamaah yang berangkat ke Saudi tanggal 15 Desember 2004 lalum" kata dia. Pada kesempatan itu, Taufik juga menyinggung tentang imbauan beberapa ulama bahwa kurban untuk hari raya tahun ini dikhususkan untuk membantu Aceh. Menurut Taufik, antara bantuan untuk Aceh dan berkurban di hari raya Idul Adha tidak ada hubungan. "Sebab hewan kurban itu sesuai dengan yang digariskan, yaitu harus disembelih di tempat. Bila kemudian, dagingnya dikirim ke Aceh. Itu baru bisa. Tapi, kurban untuk hari raya dengan menyumbang untuk Aceh adalah dua hal berbeda," tegasnya. (asy/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads