Yogyakarta - Setelah pemerintah menetapkan Idul Adha pada hari Jumat, 21 Januari 2005, hasil kajian Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah juga menetapkan Idul Adha jatuh pada pada hari yang sama. Ketetapan ini disampaikan PP Muhammadiyah setelah Majelis Tarjih dan pengembangan pemikiran Islam menggelar rapat dan memutuskan puasa Arafah tetap jatuh hari Kamis, 20 Januari 2005, sehingga Idul Adha jatuh pada hari Jumat 21 Januari 2005.Keputusan ini dibacakan oleh Sekretaris PP Muhammadiyah, Haedar Nasir bersama dengan Pimpinan Majelis Tarjih yang diketuai Samsul Anwar dan sekretaris Oman Faturahman, di kantor PP Muhamdiyah, Jalan Cikditiro 23 Yogyakarta, Senin (17/1/2005).Sebetulnya, PP Muhammadiyah sebelumnya sudah memutuskan Idul Adha jatuh pada tanggal 21 Januari 2005. Namun warga Muhammadiyah yang dikenal bermazhab hisab sempat ragu setelah Arab Saudi mengumumkan wukuf di Arafah jatuh pada Rabu (19/1/2005) dan Idul Adha jatuh pada Kamis (20/1/2005). Masyarakat bertanya-tanya, kapan Idul Adha, apakah mengikuti Arab Saudi atau tetap sesuai dengan keputusan pemerintah.Menurut Haedar, bila ada perbedaan antara Indonesia dan Mekah , tidak ada masalah karena secara geografis tempat juga berbeda. Namun bila ada warga masyarakat yang ingin mengikuti Saudi Arabia juga tidak ada masalah. Selain itu, PP Muhammadiyah menyerukan kepada pengurus masjid di kalangan umat Islam khususnya di lingkungan Muhammadiyah dianjurkan menyelenggarakan salat Jumat pada hari yang bersamaan dengan Idul Adha. "Jadi kita menghormati adanya perbedaan penetapan hari puasa Arafah sebagai hal yang wajar dan bersikap toleran terhadap umat Islam yang melakukan puasa Arafah dan Idul Adha yang berbeda," tambahnya.Haedar juga menghimbau kepada umat Islam dan masyarakat luas untuk mengedepankan sikap saling toleran dan saling menghormati dan memelihara ukhuwah, demi kemaslahatan hidup bersama dalam semangat
Rahmatan lil 'alamin.Menurut Oman, perbedaan penetapan puasa Arafah dan Idul Adha antara Arab Saudi dan Indonsia di mana pemerintah Arab Saudi menetapkan wukup di Arofah pada hari Rabu 19 Jauari 2005, dan Idul Adha, Kamis 20 Januari, ini berarti bahwa tanggal 9 Zulhijah bertepatan dengan hari Rabu dan 10 Zulhijah hari Kamis 20 Januari 2005.Ketetapan pemerintah Arab tersebut memang berdeba dengan kalender-kalender yang beredar di Indonesia. Hal ini kemungkinan disebabkan pada saat penetapan pemerintah Saudi Arabia hasil Ru'kat hari Senin 10 Januari lalu saat terbenam matahari. Dan Hilal atau bulan sabit terlihat.Berdasarkan perhitungan (hisab), konjongsi, ijtima' menjelang awal Zulhijah terjadi pada hari Senin 10 Januari pukul 14.44.22,37 waktu setempat. Sedangkan terbenam matahari, pukul 17.36 menit, 39 detik waktu setempat.Pada saat terbenam matahari terbenam, bulan (pinggir piringan atasnya) berada pada posisi 01 derajat 21'38,46 di bawah ufuk. Jadi pada saat matahari terbenam di Arab Saudi bulan sudah terlebih dahulu terbenam. Dan berdasarkan perhitungan ini, maka tidak mungkin senja hari pada hari Senin 10 Januari itu hilal terlihat.Keadan di tanah air, khususnya Yogyakarta tidak jauh berbeda dengan di Arab Saudi. Menurut jam waktu Indonesia barat, ijtima matahari adan bulan terjadi pada hari Senin, 10 Januari pukul 19:05;02,37 Wib. Sedangkan matahari terbenam di Yogyakarta pada pukul 18.03.42 detik. Ijtima terjadi satu jam lebih setelah terbenamnya matahari.
(jon/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini