"Saya melakukan semua ini (menolak rencana kenaikan harga BBM), bukan karena saya mencari sensasi atau ingin terkenal. Saya hanya merasa harus konsisten pada sikap politik saya dan mengingatkan kepada Pak Presiden agar juga konsisten dengan kesanggupannya," ujar Rudy, panggilan akrab Hadi Rudyatmo, kepada wartawan di Solo, Rabu (12/11/2014).
Rudy menjelaskan di masa kampanye Jokowi berjanji akan melakukan pemberantasan mafia migas hingga ke akar-akarnya. Menurut Rudy, janji tersebut harus terlebih dulu dilakukan pemerintah sebelum memutuskan menaikkan kenaikan harga BBM. Ia menilai rencana kenaikan harga yang sudah sangat santer diwacanakan oleh pemerintah, sangat membingungkan rakyat yang baru saja mempercayakan kepemimpinan nasional di pundak Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Rudy juga merasa perlu mengingatkan Jokowi tentang pihak-pihak yang mungkin bermain untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya masing-masing dengan mendompleng kebijakan-kebijakan Pemerintah. Sebagai pemimpin baru, Jokowi diharapkan bisa jernih dalam memilah dan memilih orang-orang yang dipercaya memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Mengambil keputusan tentang subsidi minyak tidak bisa dilakukan sembarangan karena menyangkut hajat hidup orang banyak yang dijamin oleh konstitusi.
Rudy menegaskan ada tiga tahapan yang harus dilalui Jokowi jika ingin mengalihkan subsidi minyak ke sektor lain. Ketiganya adalah memberantas mafia minyak, memperbaiki dan mempersiapkan semua infrastruktur, dan pemberlakuan harga baru secara bertahap agar tidak terjadi gejolak. Jika hal itu diabaikan maka Wali Kota Surakarta yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surakarta tersebut menolak kenaikan harga BBM dan siap menerima sanksi apapun atas sikapnya itu.
(mbr/try)