"Kalau bahasa Inggris saya kira yang penting pesannya sampai, dia mau bicara seperti apa kalau audiens atau pendengarnya memahami sudah cukup," kata dosen Program Studi Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) Totok Suhardiyanto, PhD saat dihubungi detikcom, Selasa (11/11/2014).
Menurut Koordinator Asosiasi Pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (APBIPA) wilayah Jakarta Raya ini, bahasa Inggris yang digunakan Jokowi sudah cukup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai konsekuensi dari bahasa Inggris yang sudah menjadi bahasa internasional, maka dialek dari setiap negara bisa berbeda-beda. Bahkan untuk penutur asli, bahasa Inggris yang digunakan di Amerika Serikat dengan di Inggris juga berbeda.
"Bahasa Inggris bahasa milik dunia bukan hanya orang Inggris dan Amerika saja. Di Inggris dan Amerika saja beda-beda. Logat bahasa Inggris di AS yang ada di pantai barat dan pantai timur berbeda, di AS utara dan di selatan berbeda," tuturnya.
Pada Forum CEO Summit di APEC pada Senin kemarin, Presiden Jokowi berpidato dengan cara presentasi menggunakan bahasa Inggris berlogat Jawa. Gaya pidato Presiden Jokowi ini ramai diperbincangkan di media sosial. Ada yang memuji gayanya yang unik, ada juga yang menyoroti aksen Inggrisnya yang kental dengan logat Jawa.
Pidato Presiden Jokowi tak hanya dipuji oleh kalangan dalam negeri. Charles E Morisson, Presiden East-West Center, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada bidang pendidikan dan penelitian dan hadir di acara CEO Summit, memuji pidato Jokowi.
"Jokowi spoke at CEO Summit in excellent, simple Eng, no notes, using own pointer and ppt control, focused on investmt opps.@APEC_CEOsummit," kicau Charles melalu akun twitternya, @charmorrison.
(nwk/nrl)











































