Kisah Dua Sejoli Merajut Asa Bersekolah di Luar Negeri

Kisah Dua Sejoli Merajut Asa Bersekolah di Luar Negeri

- detikNews
Sabtu, 08 Nov 2014 19:47 WIB
Jakarta - Pernikahan tidak menjadi penghalang seseorang bersekolah setinggi-tingginya. Mungkin itu yang coba disampaikan Rusdi dan Vivin yang baru menikah ini saat me‎ngunjungi stand pendidikan European Higher Education Fair di Balai Kartini.

Acara ini diselenggarakan di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan Sabtu (8/11/2014) hingga besok. Standnya berbentuk pameran pendidikan berbagai universitas di kawasan Eropa. Di antara ribuan pengunjung, Rusdi dan Vivin nampak sibuk berkeliling mencari stand universitas yang dicarinya sampai akhirnya ia menemukan stand USL University, London, Inggris.

Universitas itu sudah diincar Rusdi sekitar 4 bulan yang lalu. Bersama Vivin, istrinya, ia datang untuk menetapkan hatinya memilih universitas itu untuk bersekolah. Ia ingin melanjutkan sekolahnya ke jenjang S2 dan mengambil jurusan telekomunikasi with business di universitas kenamaan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria berusia 24 tahun itu memang menargetkan untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri. Hal ini sudah direncanakannya‎ jauh sebelum bertemu istrinya. Asa pun bersambut karena ternyata Vivin juga perempuan yang menjadikan pendidikan sebagai prioritasnya.

"Sebelum menikah saya kasih tahu kalau mau sekolah di luar negeri dan untungnya dia mendukung‎," kata Rusdi saat berbincang dengan detikcom.

Ia ingin melanjutkan sekolahnya melalui jalur beasiswa. Selama 4 bulan ia mencari tahu beasiswa apa saja yang bisa diraihnya dan universitas mana yang bisa dijangkau.

Sudah beristri dan menjadi calon ayah membuatnya ekstra berpikir untuk mewujudkan cita-citanya. Ia berharap bisa memboyong anak istrinya kelak ke negara tempatnya bersekolah.

"Carinya yang bisa membiayai anak dan istri. Tapi kalau tidak bisa ya berarti saya berangkat sekolah sendiri dulu," ujar lulusan Universitas Pancasila jurusan telekomunikasi ini.

Ia bukan tak percaya dengan pendidikan dalam negeri yang tak kalah berkembang. Hanya saja, budaya, pola hidup dan berbagai pendidikan hidup yang lebih luas tentu hanya bisa didapatkan jika seseorang berani melangkah lebih jauh untuk bersekolah.

Sebenarnya, tak hanya Rusdi yang ingin bersekolah. Ia bercerita dukungan istrinya tak lain dan tak bukan karena keduanya memiliki visi yang sama untuk mengutamakan pendidikan.

"Sebenarnya kita maunya standar pendidikan keluarga kita kelak minimal S3 dan kami berusaha mendapatkan itu tanpa bantuan orang tua," sambungnya.

Vivin ternyata menyimpan harapan untuk juga bisa bersekolah tinggi. Sama seperti Rusdi, ia juga juga sudah mencari berbagai universitas di Australia serta program beasiswa ‎yang mumpuni. Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai pengajar kepribadian ini mengatakan status sebagai istri tak bisa menjadi alasan seorang wanita mengubur impiannya sekolah lebih tinggi.

"Mindset saya yang dibentuk bahwa perempuan harus pintar dan dengan sekolah lagi kita bisa mendidik anak dengan baik. Kalau kita nggak mengupgrade diri akan merasa jomplang. Lagipula kalau kita cerdas bisa jadi teman diskusi buat suami juga kan," ucap wanita berkerudung itu.

Kondisinya yang kini tengah hamil muda membuatnya sejenak memendam keinginan untuk bersekolah lagi. Ia menekan ego pribadinya dan mempersilahkan suaminya untuk meraih gelar master lebih dulu. Namun, ia masih berniat melanjutkan sekolah bila anak-anaknya sudah beranjak besar dan sudah bisa ditinggal untuk sekolah.

Kini, keduanya semakin mantap dan saling mendukung untuk mencapai impian masing-masing. Bekerja sambil mencari peluang belajar di luar negeri untuk mendapat masa depan yang lebih layak dengan tantangan yang semakin besar.

(bil/kha)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads