"Itu biayanya Rp 100 ribu di Rawa Bening," kata Hudi kepada detikcom di kediamannya, Jl Oscar Raya, Harapan Baru II, Bekasi Barat, Sabtu (8/11/2014).
Hudi sengaja membawanya ke Rawa Bening karena toko-toko emas yang ia datangi memintanya untuk meninggalkan cincin itu untuk perbaikan. Ia tak mau meninggalkan cincin itu sehingga ia memilih Rawa Bening.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pensiunan Satpol PP DKI ini menambahkan, cincin tersebut sebelumnya gepeng dan menghitam karena terlindas kendaraan dan terinjak-injak. Lalu oleh salah satu pedagang cincin di Rawa Bening, cincin itu dilas dan direndam air khusus sehingga kembali mengkilat seperti sedia kala.
"Terus (saat dibenarkan di Rawa Bening) ada yang nyeletuk, ibu-ibu. Dia bilang, 'kalau saya nggak sanggup Pak, nggak kebeli (cincin itu)'. Saya juga nggak sanggup beli ini," ujar Hudi.
Saat dilas, cincin tersebut terpaksa dipotong sedikit dan sangat kecil agar bentuknya seperti sediakala. Potongan berukuran kerikil itu disimpan pula oleh Hudi di dompetnya.
"Potongan emasnya masih saya simpan ini. Bekas nglas-nglas saat betulkan di Rawa Bening. Ini juga pasti saya kembalikan," kata Hudi.
Lalu mengapa Hudi memilih untuk mengembalikan cincin itu daripada menjualnya? "Kalau dijual itu nggak guna, uang bisa habis. Ini kan punya siapa, makanya harus saya kembalikan. Usia gini makin lama juga butuh perbaikan, saya diuji sama Allah untuk jujur," tutup Hudi.
(vid/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini