Teror berulang kali mengancam Amien Rais sejak tahun 1998. Terhitung sudah tiga kali suami Kusnasriyati Sri Rahayu ini diteror mulai dari rumahnya dilempari batu, sesajen diletakkan di sekitar rumah hingga teror menggunakan senjata api.
Namun, tokoh Reformasi ini menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian untuk mengusutnya. Polisi langsung turun tangan menyelidiki kasus ini. Sejumlah fakta-fakta ditemukan di lapangan antara lain pelaku penembakan diduga menggunakan sepeda motor, pelaku memakai senjata rakitan, pelaku dua orang dan pelaku menembak sambil memanjat pagar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 6 fakta jejak-jejak peneror Amien Rais:
1. Senjata Rakitan
|
Kabid Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti mengatakan, hasil olah TKP Puslabfor Semarang, barang bukti yang ditemukan di TKP yakni lubang tembakan satu kali pada badan mobil bagian belakang sebelah kanan dengan ketinggian 124 cm dari tanah. Lubang tembakan berukuran panjang x lebar 12x7 mm.
Juga ditemukan serpihan jaket peluru dan serpihan inti anak peluru di bagian dalam jok mobil dan bodi mobil bagian dalam. Selain itu ditemukan selongsong peluru dengan headstamp PMC 223 REM dengan tinggi selongsong peluru 1,5 cm di jalan depan TKP berjarak 130 cm dari pagar.
Pada serpihan jaket peluru tidak ditemukan adanya alur atau galangan ataupun dataran. Pada selongsong peluru memiliki kaliber 5,56X45 mm. Peluru ini adalah peluru standar buatan pabrik yang bisa digunakan pada senjata laras panjang kaliber 5,56 mm.
Pada headstamp peluru terdapat mark menunjukkan bahwa selongsong peluru bukti pernah ditembakkan. Tinggi selongsong peluru 1,5cm terdapat mark atau patahan pada bibir selongsong peluru.
"Hal ini menunjukkan bahwa selongsong peluru bukti tersebut alami patah atau kerusakan yang seharusnya dengan kaliber 223 memiliki tinggi 45 cm. Hal ini mendukung bahwa selongsong ditembakkan dari senjata api rakitan atau tidak standar," kata Anny di Mapolda DIY, Jumat (7/11/2014).
Dengan demikian, kesimpulan sementara polisi, pelaku menggunakan senjata api rakitan dengan peluru standar buatan pabrik berkaliber 223 atau sinonim dengan 5,56x45 mm.
2. Jarak Tembak 10 Meter
|
β"Hasil labfor sementara ini, ini berasal dari selongsong dan anak pelurunya dari alur yang tidak sempurna diperkirakan dari senjata rakitan yang ditembakkan dari βjarak kurang lebih 10 meter," kata Kabareskrim Polri, Komjen Suhardi Alius, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (7/11/2014).
Rumah Amien di Jl Pandeansari Blok 2 no 3 Condongcatur, Depok, Sleman, diteror, Kamis (7/11/2014) dini hari. Tembakan pelaku mengenai bagian belakang mobil Toyota Harrier. Di dekat pagar rumah ditemukan selongsong peluru, sedangkan di dalam mobil ditemukan proyektil dalam kondisi tidak utuh. Saat kejadian, Amien tengah beristirahat.
3. Pelaku 2 Orang
|
Menurut Suhardi, tembakan itu dilakukan dari tempat yang agak tinggi.
"Yang jelas tembakan kan cuma satu, tapi informasinya menggunakan sepeda motor. Artinya, nggak mungkin dia nembak sambil jalan kan, minimal dua orang, jadi mungkin satu bawa motor, satu nembak. Karena Kalau lihat dari sudut tembakan itu, agak tinggi, bukan datar, tapi agak tinggi sedikit. Berarti kan dia sempat naik ke suatu tempat yang lebih tinggi untuk melakukan penembakan," ujarnya.
Suhardi menjelaskan, saat ini Tim polri masih bekerja untuk menyelidiki kasus ini dan akan bergerak cepat dengan memeriksa saksi-saksi yang ada.
"Tim sedang bekerja, akan kita evaluasi lagi, pastikan itu senjatanya, jenisnya dan tim akan bergerak cepat dengan memeriksa saksi-saksi, karena beberapa saksi seperti satpam dan sebagainya mendengar suara letusan kurang lebih pukul 02.00 WIB dini hari," tuturnya.
4. Panjat Pagar
|
Kabid Humas Polda DIY, AKBP Anny Pudjiastuti mengatakan, dari hasil analisa, pelaku penembakan berasal dari arah barat laut. Berdasarkan titik penemuan selongsong peluru, posisi penembak pada ketinggian 205 cm.
"Diduga pelaku memanjat pagar dan menembak pada jarak 925 cm dari lubang tembakan pada kendaraan," kata Anny di Mapolda DIY, Jumat (7/11/2014).
Kemungkinan pelaku menembak dengan sudut 35 derajat. Pelaku menggunakan peluru standar buatan pabrik dengan kaliber 223 atau sinonim dengan 5,56x45 mm.
5. Selongsong dan Bekas Tembakan
|
"Sudah ada selongsong yang ditemukan, ada bekas yang dicurigai atau diperkirakan bekas tembakan pada mobil," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronnie Franky Sompie kepada detikcom, Jumat (7/11/2014).
Penyelidikan untuk mengetahui jenis senjata dan hal terkait lainnya dilakukan oleh tim Labfor dan Inafis Polda DIY menggunakan metode ilmiah. Hal ini juga untuk mengkonfirmasi adanya penembakan itu atau tidak.
"Dengan jejak-jejak yang ditemukan, penyidik terus melakukan upaya secara ilmiah untuk lebih mendapatkan jejak yang bisa menguatkan pembuktian kalau itu ada penembakan," ujar Ronnie.
Menurut Ronnie, kasus ini ditangani oleh Polda DIY dan jajarannya. Namun jika Polda DIY membutuhkan peralatan canggih maka Mabes Polri akan langsung turun tangan.
"Kalau misalnya perlu alat atau teknologi canggih, mungkin Mabes Polri akan beri bantuan. Kita konsentrasi pada pencarian jejak, sekecil apapun kita kumpulkan," tutup Ronnie.
6. Motor Bolak Balik
|
"Saya dengar seperti motor matic. Bolak balik ke Selatan dan Utara, kemudian terdengar bunyi dor satu kali," jelas Ismail yang ditemui di lokasi, Kamis (6/11/2014).
Ismail tak menyangka kalau bunyi letusan itu pistol yang diarahkan ke rumah Amien Rais. Pukul 02.00 WIB, suasana sepi, Ismail juga tak keluar menengok siapa yang membawa motor itu.
"Motornya ada satu, tapi nggak tahu ada berapa penumpangnya," tambah dia.
Penembakan itu baru disadarai pukul 05.00 WIB. Saat itu sopir hendak memanaskan kendaraan. Sopir menemukan ada lubang di kaca dan ada proyektil peluru di dalam mobil.
Satpam kemudian melapor ke Amien Rais yang kemudian melapor ke polisi. Kini petugas melakukan pemeriksaan di lokasi. Pelat mobil kendaraan Toyota Harrier milik Amien juga diperiksa polisi.
Halaman 2 dari 7