Ahok menerima detikcom dalam wawancara eksklusif di kantornya, Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (6/11/2014) sore. Mengenakan kemeja batik hitam bermotif cokelat lengan panjang, Ahok sempat membagi-bagikan kartu namanya pada detikcom seraya bercanda, "Nanti kalau ke Belitung gratis hehehe".
"Iya, saya juga sering baca detik kok," responnya sejurus kemudian setelah ditunjukkan antusiasme warga yang mendukung dan mengawasi kinerjanya dalam berita-berita yang sering diunggah detikcom, termasuk keinginan Ahok memilih calon pendampingnya memimpin DKI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sama saja sih sebetulnya saya pikir. Kalau dibilang beda, ya hampir mirip kok. Bedanya nggak ada beking saja, kalau dulu kan bisa ngeles. Misalnya kalau manggil kita tapi kita sudah malas, kan bisa ngeles kan, mesti minta persetujuan Pak Gubernur nih," tutur Ahok.
"Aku mesti tanya sama Pak Gubernur nih. Kalau sekarang nggak bisa, ya kamu mau ngomong apa saja pun, ya itu putusan kamu. Kamu enggak bisa jualan Pak Jokowi lagi kan. Kalau dulu kan bisa," imbuhnya.
Untuk berkas yang setumpuk, imbasnya, dirinya mesti membaca satu-satu untuk melakukan disposisi yang tak sempat dilakukan Jokowi. "Kan semua surat yang masuk kan harus kita baca, supaya nggak binggung. Kan nggak mungkin sekda dan staf semua berani tindak apapun kalau tidak ada disposisi dari kita. Sedangkan untuk disposisi, kita mesti baca begitu banyak," ujar Ahok.
"Kalau dulu kan ya Pak Jokowi masih gubernur, dia baca dan disposisi ke saya, nah begitu dia mulai sibuk nyusun kabinet segala macam (di Kantor Tim Transisi), kan dia hampir tidak ada di tempat. Nah itu kan nyisain berkas," jelasnya lugas.
Berkas setumpuk itu lebih menumpuk kala surat-surat yang tadinya ditujukan ke gubernur, ditembuskan juga ke wagub. Awalnya memang surat-surat itu tidak satu pintu, Gubernur menerima surat sendiri, ditembuskan ke Wagub yang juga menerima surat sendiri. Kini sebagai Wagub, dia juga menjadi Plt Gubernur, alhasil surat yang diterimanya pun berganda.
"Tapi itu sudah teratasi. Jadi kalau ada surat masuk, ya satu saja. Masa surat ke Gubernur masih ada tembusan ke saya, ya yang ke Wagub nggak usah masukin lagi," tuturnya.
(ros/vid)