Ditemukannya korban berawal dari kecurigaan seorang Anak Buah Kapal (ABK) penangkap ikan KM Karunia, Akun (38), yang melihat korban masih tidur namun lampu rakit yang dijaganya masih menyala, sekitar pukul 09.00 WITA, Kamis (6/11/2014).
Karena posisi kapal mereka yang baru berlayar mencari ikan, membuat mereka mengontak kapal penangkap ikan lainnya, KM Rahel, yang akan kembali ke Manado melalui Handy Talky (HT). Sekitar pukul 16.30 WITA, KM Rahel tiba di rakit korban dan memastikan korban sudah meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasat Polair Polresta Manado, Kompol Mentas Sianturi mengatakan korban diduga meninggal dunia karena sakit. Dugaan ini dikuatkan dari hasil visum luar yang tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.
"Keluarganya langsung menjemput korban untuk dibawa pulang dan menolak untuk dilakukan autopsi," ujar Sianturi saat dihubungi detikcom, Jumat (7/11/2014) pagi.
Perairan Manado Tua memang menjadi spot terbaik bagi nelayan karena ikan yang melimpah. Karena itu, penjaga rakit biasanya akan menghabiskan waktu berhari-hari dan bahkan berminggu-minggu di tengah lautan lepas, menunggu ikan-ikan masuk terperangkap ke dalam rakit.
Untuk itu, mereka biasanya sudah dilengkapi dengan persediaan makanan, pakaian, lampu penerangan, HT, serta alat lainnya. Biasanya mereka akan kembali ke darat setelah rakit telah mendapatkan hasil.
(vid/vid)