Program budaya kerjasama itu dibentuk atas kerjasama antara Kementerian Agama dengan Emotional Spiritual Quotient (ESQ) pimpinan Ary Ginanjar. Lima nilai kerja yang dimaksud yaitu integritas, profesional, tanggung jawab, inovasi, dan keteladanan.
"Pak Menteri memberikan kepercayaan, tapi harus menyelesaikan program yang sangat berat. Pertama menyiapkan maping mindset di Kemenag ini. Kemudian Forum Group Discussion. Maka lahirlah DNA reformasi birokrasi secara moral dan kultural," jelas Ary di Kantor Kemenag, Jl Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (6/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di minggu-minggu pertama saya bekerja (di Kemenag), saya menemukan ada sesuatu di Kemenag yang harus dibenahkan. Perlu reformasi moral yang dibangunkan kembali. Moralitas ini terlupakan, sehingga perlu diangkat lagi untuk menjadi ingatan kolektif kita bersama. Sehingga kita yang bekerja tidak seperti mesin yang bekerja dari hari ke hari, dan kemudian kehilangan makna dari keberadaan kita," jelas Lukman.
"Ini sejalan dengan amanat Presiden dalam kabinet kerja ini terkait dengan revolusi mental," tambahnya.
Lukman mengatakan, nilai-nilai tersebut akan menjadi acuan bersama setiap pegawai di Kemenag, mulai dari atasan hingga bawahan. Nantinya akan ada reward and punishment dalam menjalankan nilai-nilai tersebut.
"Nilai-nilai yang kita rumuskan, bukanlah yang datang begitu saja. Tapi prosesnya, ini bottom up. Jadi melalui pemetaan dengan melibatkan, tidak hanya eselon, tapi juga guru-guru, beberapa kanwil di daerah, dan juga proses diskusi, sehingga teradilah perumusan lima nilai itu," kata Lukman.
(jor/rmd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini