Sebagaimana dilansir website Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (6/11/2014), nasib tragis pedagang emas di Pasar Mayestik Jakarta Selatan (Jaksel) itu bermula saat PD Pasar Jaya membongkar pasar itu pada tahun 2010. Siapa nyana dalam pembongkaran yang juga dilakukan pada malam hari itu mengakibatkan 10 kg emas milik Suhaemi raib.
Atas kehilangan emas itu, Suhaemi pun tidak terima dan menggugat PD Pasar Jaya ke pengadilan. Gayung bersambut, PN Jakpus mengabulkan gugatan itu pada 2013 dengan proses pembayaran melalui rekening milik Pasar Jaya yang ada di Bank DKI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas kejadian tersebut Suhaemi melaporkan Bank DKI ke polisi dengan pasal 216 KUHP, 231 KUHP dan pasal 49 UU Perbankan. Namun, laporan Pemohon tidak dapat diterima oleh kepolisian akibat penjelasan pasal 49 ayat 2 huruf b UU Perbankan dianggap tidak jelas maknanya sehingga tidak memberikan kepastian hukum. Atas hal itu, Zuhaemi lalu menggugat UU Perbankan ke MK. Proses ini masih berlangsung di MK.
(asp/try)