"Dia memang nyentrik, tidak pernah mau datang ke keraton," kata kerabat keraton, Satryo Hadinagoro, Rabu (5/11/2014).
Sejak kecil, Bagong tidak mau tinggal bersama 'saudara'-nya di kompleks Alun-alun Selatan Keraton Surakarta. Ia memilih hidup liar di areal persawahan Grogol, Sukoharjo. Beberapa kali dipindahkan ke keraton, ia selalu kembali ke sawah yang berjarak 5 km dari kompleks keraton tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang hidupnya, Bagong tidak pernah diikutkan kirab pada setiap kirab pusaka malam 1 Suro. Sementara, saudara-saudaranya tertib ikut kirab. Biasanya dalam momen itu, warga berebutan kotoran kebo bule yang dianggap menyimpan berkah.
Bagong ditusuk orang dengan besi dua pekan lalu. Setelah dirawat, nyawanya tak tertolong. Ia mati, Selasa (4/11) malam dan dimakamkan di kompleks Alun-alun Selatan Keraton.
(try/nrl)