Saat meninjau lokasi, Marwan kaget melihat kondisi jembatan gantung di Ciujung yang memprihatinkan. "Saya berjanji sampai saya berhenti sebagai menteri, jembatan ini tidak boleh ada lagi," kata Marwan dalam siaran pers yang diterima detikcom, Selasa (4/11/2014). Marwan mengatakan hal itu saat berdiri di atas jembatan gantung Ciujung.
Jembatan gantung ini menghubungkan Desa Jayasari dengan jalan raya. Anak-anak sekolah pun harus jalan kaki 3 Km dan melewati jembatan sepanjang 100 meter itu untuk ke sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jembatan gantung yang kondisinya rusak parah, sedang dan ringan tersebar di 28 kecamatan. Sebagian besar kerusakan jembatan itu akibat dimakan usia dan juga konstruksinya kurang berkualitas. Selain itu karena diterjang bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor.
Saat ini, ada 320 jembatan gantung di Kabupaten Lebak, yang kondisinya rusak parah sehingga berdampak terhadap perekonomian masyarakat di daerah itu. Ketika musim hujan, air sungai meluap dan membanjiri permukiman penduduk.
"Kalau hujan deras air sungai Ciujung meluap, rumah saya terendam separuh," kata Sudayat, warga pinggiran sungai itu.
Sebagai informasi, di Lebak terdapat puluhan aliran sungai utama, juga ratusan anak sungai, sehingga memerlukan jembatan gantung sebagai alat penghubung antardesa setempat.
Jembatan gantung sangat penting guna meningkatkan perekonomian pedesaan karena untuk akses transportasi berbagai jenis kendaraan.
"Kunci peningkatan perekonomian juga faktor infsrastrukur. Bagaimana desa bisa lepas dari ketertinggalan jika infrastruktur yang menopang transportasi tidak diperbaiki atau bahkan diganti yang bagus," ujar Menteri Marwan.
Pemerintah daerah belum mampu memperbaiki total semua jembatan yang rusak. Diharapkan, pembangunan jembatan gantung bisa dilakukan menggunakan APBN dan APBD provinsi maupun dari perusahaan.
"Semua pihak harus terlibat, pusat, provinsi, kabupaten, serta pengusaha," pungkas Marwan.
(zal/trq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini