Anggota DPR Prananda Paloh Bicara Soal Pesawat Asing di Langit Indonesia

Anggota DPR Prananda Paloh Bicara Soal Pesawat Asing di Langit Indonesia

- detikNews
Selasa, 04 Nov 2014 12:57 WIB
Jakarta - Dalam dua pekan terakhir, tiga pesawat asing yang terbang tak berizin di atas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) telah dipaksa mendarat oleh jet tempur TNI AU. Terakhir pada Senin (3/11) kemarin, sebuah pesawat jet milik Arab Saudi dipaksa mendarat di Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), karena tidak dilengkapi dokumen terbang yang memadai.

Berulangnya pesawat asing melintas di udara Indonesia tanpa izin tersebut menuai berbagai tanggapan dari sejumlah pihak. Di antaranya datang dari anggota Komisi I DPR RI Prananda Surya Paloh.

Prananda menduga negara asing tengah menguji kapabilitas TNI dan mengukur kekuatan sistem pertahanan Indonesia. "Kalau saya pikir, saya menduga berulangnya pesawat asing melintas di udara Inonesia tanpa izin adalah untuk menguji kapabilitas TNI dan mengukur kekuatan pertahanan kita," jelas Prananda dalam siaran persnya, Selasa (4/11/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota Fraksi Partai NasDem DPR RI termuda ini menambahkan, negara-negara itu juga ingin mengetahui bagaimana sikap pemerintah Indonesia dalam merespon tindakan mereka.

"Saya sangat apresiasi dengan langkah pemerintah dan TNI AU kita saat ini. Kita memang harus mengambil langkah tegas dengan menjaga kedaulatan NKRI, agar tidak sejengkal pun tanah dan air kita diklaim oleh negara lain," ujar Prananda.

Menurutnya, tindakan tegas pemerintah dan TNI sangat diperlukan agar tidak ada lagi sikap meremehkan atau merendahkan yang dilakukan negara lain terhadap Indonesia.

Seperti diketahui, dalam dua pekan terkahir saja, jet temur Sukhoi milik TNI AU telah memaksa mendarat 3 pesawat asing yang melintas di udara Indonesia. Ketiga pesawat asing tersebut diketahui tidak memiliki izin terbang di udara Indonesia.

Pertama pada 22 Oktober lalu, TNI AU mencegat dan memaksa mendarat sebuat pesawat jenis BV 95 Beechcraft milik Australia. Pesawat dengan rute Darwin-Cebu itu dipaksa mendarat di bandara Sam Ratulangi, Madando, Sulawesi Utara.

Kedua, TNI AU juga memaksa mendarat pesawat jenis Beechcraft 9L bernomor registrasi Singapura di Pangkalan Udara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, pada 28 Oktober lalu.

Ketiga terjadi pada hari ini, Senin, 3 Nopember 2014. Sebuah pesawat jenis Gulfstream IV bernomor HZ-103 milik Arab Saudi dipaksa mendarat di Bandara El Tari, Kupang, NTT. Ketujuh awak pesawat tersebut termasuk pilot, saat ini masih menjalani pemeriksaan intensif pihak berwenang Indonesia.

(zal/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads