"Banyak. Mereka ternak juga akun lain dengan modus yang sama. Saya yakin, kelompok mereka tidak hanya punya akun cadangan satu, tapi banyak," kata Nukman saat berbincang, Selasa (4/11/2014).
Dengan 'ternak' akun semacam itu, admin masih akan memiliki kesempatan jika akun utamanya bermasalah atau terjerat kasus hukum. Akun yang bermasalah tersebut akan dibekukannya sendiri sehingga terkesan menghilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akun-akun tersebut, menurut Nukman, melakukan pemerasan karena memang ada kesempatan. Mereka juga akan melakukan berbagai cara untuk memuluskan rencana pemerasan tersebut.
"Caranya memang begitu. Ada kesempatan memeras, dia memeras. Yang jelek-jelek ditweet, meskipun belum tentu benar. Kalau (korban) yang keder pasti akan kasih duit kan," ucap Nukman.
Akun-akun yang merugikan semacam itu, memang seharusnya dipidana. Para korban yang merasa tidak melakukan tuduhan seperti yang disebut dalam akun tersebut, mesti melaporkannya kepada pihak kepolisian.
"Kalau ada unsur pidana, ada yang dirugikan, ada laporan, harus diproses," tutur Nukman.
(ndr/mad)