Ahmad Khaliman (58) dan Suratmi (49), kedua orang tua Sumarti Ningsih (25) TKW yang menjadi korban pembunuhan sadis di Hong Kong terkejut saat mengetahui anaknya tersebut sudah meninggal. Terlebih diketahui anaknya meninggal dengan cara terpotong dan ditemukan dalam koper di balkon lantai 31 apartemen milik seorang bankir asal Inggris, Rurik George Caton Jutting (29), di Distrik Wan Chai, Hongkong, pada Sabtu (1/11).
"Saya shock dan terkejut sekali dengar kabar kalau anak saya sudah jadi jasad," kata Ahmad Khaliman saat ditemui di rumahnya di Grumbul Banaran, Rt 2 Rw 5, Desa Gandrungmangu, Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (3/11/2014).
Khaliman mengatakan, kabar pertama mengenai kondisi Sumarti didapatnya dari pihak kepolisian Polres Cilacap yang datang ke rumahnya. Setelah itu kabar mengenai anaknya kembali didapat dari agen penyalur tenaga kerja di Jakarta dan sepupu Sumarti di Hong Kong yang mengabarkan jika anaknya sudah meninggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga mengatakan jika kabar yang dia dengar menyebut, penyebab anaknya meninggal karena dibuang ke pinggir laut dan dibungkus sama seorang bangkir asal London, Inggris. Namun begitu, keluarga mengaku ikhlas dan meminta agar jenazah Sumarti dapat segera dipulangkan ke Indonesia.
"Saya minta jasad dipulangkan bagaimana bentuknya dan caranya saya minta dipulangkan, biar dikubur di sini," jelasnya.
Sebelumnya, dua orang TKW menjadi korban pembunuhan sadis di Hong Kong, salah satunya diketahui bernama Sumarti Ningsih yang berasal dari Indonesia. Saat ditemukan, jenazah Sumarti Ningsih sudah terpotong dan ditemukan dalam koper di balkon lantai 31 apartemen milik seorang bankir asal Inggris, Rurik George Caton Jutting (29), di Distrik Wan Chai, Hongkong, pada Sabtu (1/11).
Sedangkan korban lainnya disebut-sebut bernama Jesse Lorena yang berasal dari Filipina. Saat ini, Rurik George Caton Jutting yang diduga sebagai pelaku pembunuhan sadis itu telah ditangkap oleh kepolisian Hong Kong.
(arb/jor)