"Setuju lah untuk efisien," kata anggota Fraksi Gerindra, Edhy Prabowo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (3/11/2014).
Dia menjelaskan dengan contoh pada Komisi VI DPR yang membidangi sektor BUMN dan industri. Menurutnya, Komisi VI punya beban kerja yang berat karena ada 143 perusahaan plat merah. Hal ini belum termasuk anak perusahaan BUMN.
Seharusnya, ada komisi khusus yang membidangi persoalan BUMN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian BUMN saat ini mengelola 143 perusahaan. Angka itu belum termasuk ratusan anak perusahaan lainnya. "Kita bisa mengontrol, patriot bangsa, kita juga tidak berpikir negatif terhadap mereka. Tapi, Kalau tidak dikontrol, bagaimana orang Indonesia, kamu tahu sendiri kan? Aset yang dari Rp 1200 ke Rp 2300 triliun bentuknya apa? Kita sampai sekarang belum tahu," katanya.
Lanjutnya, pemekaran komisi ini jangan diartikan sebagai akomodir politisi KIH. Menurut dia, upaya pemekaran ini sudah lama terjadi dan tidak ada masalah.
"Oh, tidak. Ini sudah terjadi lama kok. Di engah jalan ada yang tidak setuju. Nah, kita lanjutkan saja. sekali lagi perlu dicatat bukan untuk mengakomodir kubu sana, tidak. Kita sudah akomodir dgn pertemuan kok, cuma memang hasilnya tidak ada," sebutnya.
(hat/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini