Kota Yogyakarta Berupaya Hidupkan Lagi Permainan Tradisional Anak

Kota Yogyakarta Berupaya Hidupkan Lagi Permainan Tradisional Anak

- detikNews
Minggu, 02 Nov 2014 13:45 WIB
Yogyakarta - Berbagai macam permainan tradisional anak saat ini hampir punah karena tergerus permainan modern. Karang Taruna Wiratama, Tegalrejo, Yogyakarta, berusaha menghidupkan kembali berbagai macam permainan tradisional anak.

Acara yang dikemas 'Angon Bocah' itu digelar dalam rangka peringatan harti Sumpah Pemuda. Acara itu digelar di Jalan Wiratama, Kecamatan Tegalrejo, Minggu (2/11/2014).

Beberapa permainan tradisional yang kembali diantaranya permainan egrang dengan bambu, nekeran atau kelereng, inkling atau engklek, balap kapal othok-othok, gangsing, ancak-ancak alis dan cublak-cublak suweng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puluhan anak-anak di sekitar Kampung Demakan Lama ikut berpartisipasi dalam acara tersebut. Anak laki-laki bermain egrang, kelereng, balap kapal othok-othok dan adu gasing atau gangsingan. Sedangkan anak perempuan bermain engklek, ancak-ancak alis dan balap bakiak. Suasana gembira pun tampak saat mereka bermain dan saat pentas musik di sepanjang Jalan Wiratama.

Lomba kapal othok-othok yang dihidupkan dengan uap air dan api itu misalnya dimainkan di atas talang air plastik sepanjang 2 meter. Ada tiga buah lintasan untuk adu kecepatan kapal. Sedangkan untuk lomba adu gasing dilakukan di atas penggorengan. Gasing yang lebih lama berputar adalah yang menjadi pemenang. Hadiah yang diberikan kepada pemenang diantaranya makanan anak-anak.

Selain permainan tradisional di sepanjang jalan Wiratama juga didirikan panggung kesenian sebagai ajang kreativitas warga. Baik anak-anak dan pemuda unjuk kebolehan dibidang seni. Banyak warga yang memanfaatkan kegiatan itu dengan berjualan makanan dan mainan tradisional.
Β 
"Ada banyak permainan tradisional yang dulu kita mainkan secara bersama-sama itu yang sekarang sudah punah atau tidak dimainkan lagi oleh anak-anak," ungkap Ketua Panitia Sigit Cahyono disela-sela kegiatan.

Menurut Sigit, berbagai macam permainan tradisional itu dulu dimainkan secara bersama-sama atau komunal. Namun saat ini sudah tidak lagi dapat ditemui. Anak-anak sekarang ini lebih suka permainan modern yang lebih bersifat individual.

"Kita ingin anak-anak kembali mengingat kalau dulu ada banyak permainan. Permainan dulu lebih mengutamakan kebersamaan bukan bersifat individu," ungkap Sigit.
Β 
Menurutnya dari beberapa permainan tardisional itu juga ada sebuah pesan mengenai teknologi sederhana yakni kapal othok-othok. Kapal tersebut bisa berjalan dengan air yang dipanaskan.

"Kita ingin mengenalkan kepada anak-anak bahwa air dan panas itu bisa menggerakkan sesuatu. Contohnya ya kapal mainan othok-othok, yang hanya kita lihat setiap ada acara Sekaten saja," katanya.

(bgs/nal)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads