Mursyidah yang datang dengan mengenakan kerudung warna biru dan baju warna krem ini datang ke Bareskrim Polri, Kamis (30/10/2014) sekitar pukul 13.15 WIB. Dia memohon kepada Presiden Jokowi agar sudi memaafkan anaknya. Dia mengaku bersedia sujud di depan Jokowi.
β"Saya ingin anak saya bebas sebebas-bebasnya, saya pusing, saya kasihan sama anak saya, dia penopang hidup saya, adik-adiknya masih banyak. Mohonlah Pak Presiden dimaafkan anak saya, mohon ampun saya, minta maaf atas nama keluarga Muhammad Arsyad, bila perlu saya bersujud di depan Bapak Presiden, saya mohon ampun, ampun Bapak Presiden," ujarnya dengan berurai air mata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah wawancara tersebut, Mursyidah langsung sujud sambil menangis.β Usai sujud, dia kembali berkata untuk memaafkan anaknya. Bahkan, dia mengaku bersedia mengganti kebebasan sang anak dengan nyawanya.
Di Laman facebook MA yang dirilis oleh Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus, Bareskrim Polri Kemarin, diketahui bahwa di bawah nama pemilik akun tertera tulisan 'anti Jokowi'. Saat dikonfirmasi, Mursyidah mengaku tidak pernah mendengar omongan MA tentang Anti Jokowi.
"Nggak pernah, dia nggak pernah ngomong ke saya (anti Jokowi). Waktu kampanye dia nggak pernah ikut, dia di rumah saja.β Waktu Pilpres saja dia nggak ikut nyoblos, dia tidur di rumah," tuturnya.
Arsyad diduga mengunggah gambar rekayasa yang kental dengan aroma pornografi di tengah gelaran kampanye Pilpres 2014 lalu. Dalam gambar itu, terdapat sosok Joko Widodo dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
(idh/fjr)