"Hari ini saja yang sms sudah 4872, telepon itu 876," ujar Ferry Mursyidan Baldan kepada wartawan di ruang kerjanya di Kantor Badan Pertanahan Nasional, Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jaksel, Rabu (29/10/2014).
Menurut Ferry, masyarakat yang menelepon dan sms tujuannya sangat beragam. Mulai dari berkeluh kesah tentang masalah tanah yang sedang dihadapi, hingga sengaja menelepon hanya untuk mengucapkan selamat bekerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ribuan sms dan telepon ini, diakui Ferry tak dapat langsung dibalas begitu saja. "Saya pun βtidak bisa langsung balas, karena begitu mau balas, HP-nya langsung hang. Matiin lagi, hidupin lagi. Jadi solusinya dimatiin dulu terus nanti dihidupkan lagi, " kata Ferry sambil tertawa.
Seluruh telepon dan sms dari masyarakat , lanjut Ferry, datang dari berbagai kalangan. Mulai dari pengembang tingkat atas, hingga warga yang tinggal di pinggir kali.
"Banyak yang sms, ada penghuni rumah susun, ada pengembang kelas atas, kelas bawah, lalu warga pinggir kali yang takut kebanjiran karena tanahnya belum bebas, macam-macam,"
Semua itu masukan tersebut, kata Ferry, dia catat dan akan dikoordinasikan untuk dicarikan solusinya. Karena semua telepon dan sms tersebut datengnya tak hanya dari warga Jakarta saya, tetapi masyarakat di seluruh Indonesia.
"Saya selalu jawab, nanti akan saya koordinasikan, karena semua datang dari seluruh Indonesia, ada yang dari Kalimantan, dari Serang. Jadi aspirasi kami tampung, nanti akan dilihat titik-titik (permasalahan) dimana, soal penyediaan lahan misalnya, kita bisa monitor," tutup Ferry.
(rni/iqb)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini