Retno Menlu Wanita Pertama, Tegas, Bersahaja, Dekat dengan Masyarakat

Retno Menlu Wanita Pertama, Tegas, Bersahaja, Dekat dengan Masyarakat

- detikNews
Minggu, 26 Okt 2014 17:48 WIB
Jakarta -

Presiden Jokowi resmi menunjuk top diplomat karir senior Retno Marsudi menjadi Menteri Luar Negeri. Pilihan ini dinilai tepat dan baik.

Dengan penunjukan Retno, presiden Jokowi juga mencatat sejarah di mana Indonesia dan Kementerian Luar Negeri untuk pertama kali memiliki Menteri Luar Negeri seorang perempuan.

Retno dikenal sebagai negosiator handal, liat (tough), detil dan forceful, tegas, disiplin tinggi, pantang menunda pekerjaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditugaskan memimpin KBRI Den Haag sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh, hubungan RI-Belanda sedang pada posisi down menyusul rangkaian dinamika yang menyertainya.

Retno dalam waktu relatif singkat di tahun pertama bertugas berhasil memulihkannya. Salah satu indikatornya, resepsi diplomatik HUT RI tahun 2013 dihadiri oleh PM Belanda Mark Rutte, Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan, Ketua Parlemen, Ketua Senat, Ketua Mahkamah Agung, dan pejabat tinggi pemerintah Belanda lainnya.

Retno berhasil meyakinkan pemerintah Belanda bahwa hubungan baik kedua negara akan lebih mendatangkan manfaat bagi rakyat daripada terlalu membiarkan diri terjebak dalam spiral negatif.

Garis diplomasi Retno sebagai Dubes RI di Belanda juga jelas: setara sejajar, Belanda-Indonesia sama, satu sama lain tidak lebih tinggi atau lebih rendah.

Ketika debat di parlemen Belanda mengenai Indonesia tidak sesuai kenyataan, Retno tidak segan mengeluarkan "ultimatum" bahwa debat seperti itu tidak mencerminkan sebagai sahabat dan dapat merusak hubungan bilateral kedua negara.

Karena sikap tegasnya dan susah dibelokkan atau ditekuk dalam hal-hal prinsip atau menyangkut dignity nasional inilah Retno di kalangan diplomatik Belanda, bahkan oleh koran bertiras terbesar De Telegraaf, dijuluki sebagai De Ijzeren Dame atau The Iron Lady.

Ketegasan dan keuletan Retno dalam diplomasi telah membuat Indonesia disegani di Belanda dan menumbuhkan kepercayaan. Hal ini diperkuat dengan kesediaan PM Rutte dan lebih dari 100 CEO perusahaan besar Belanda untuk melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada November 2013 lalu. Kunjungan dengan skala ini merupakan yang pertama dalam sejarah kedua negara.

Pada kunjungan itu PM Rutte bersama Presiden Yudhoyono berhasil meluncurkan Joint Declaration on Comprehensive Partnership (Deklarasi Bersama Kemitraan Komprehensif, red) di mana kedua negara menyatakan keinginan untuk meningkatkan hubungan ke tingkat kemitraan komprehensif yang setara.

Dengan masyarakat, Retno juga luas dikenal sangat terbuka dan ramah. Di mana dia ditempatkan untuk memimpin perwakilan RI, di situ peningkatan pelayanan masyarakat selalu mendapat perhatian. KBRI Den Haag menjadi KBRI yang pelayanannya ramah, cepat, tepat dan transparan.

Paling mengesankan dicatat masyarakat adalah pelayanan Retno dan jajarannya saat menangani WNI korban musibah pesawat MAS MH017 (17 Juli 2014), termasuk perhatian kepada para keluarganya.

Retno sebagai Duta Besar sejak detik pertama langsung meluncur ke Bandara Schiphol, Amsterdam, bertahan di sana untuk koordinasi dengan otoritas setempat, membentuk crisis center, dan baru pulang keesokan malamnya. Dengan kata lain, Retno dan stafnya pada hari itu bekerja lebih dari 30 jam demi warganya, tanpa mandi, tanpa ganti maju.

Satu per satu keluarga korban juga ditemui untuk menyampaikan duka cita serta menyampaikan kesiapan pemerintah untuk terus mendampingi korban.

Retnolah yang memimpin langsung negosiasi dengan otoritas Belanda yang menangani jenasah korban dan sebagai Duta Besar juga hadir di acara doa, kremasi dan kegiatan lain terkait jenasah warganegara Indonesia.

Masyarakat juga mengapresiasi terobosan besar Retno demi sebagian masyarakat WNI, yang selama ini mendambakan paspor, bukan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP). Setelah berdialog dengan masyarakat ini, yang diwakili IMWU, Retno akhirnya dapat mewujudkan apa yang selama ini mereka impikan.

Dalam kesehariannya, Retno juga hampir setiap hari ke kantor dengan mengendarai sepeda menuju KBRI Den Haag. Diplomat karir Kemlu RI ini juga selalu menyempatkan diri untuk berolahraga.

Duta Besar yang tegas, bersahaja dan dekat dengan masyarakat itu sekarang telah diberi amanah baru oleh pemerintah Indonesia menjadi seorang Menteri Luar Negeri Wanita Pertama Indonesia.

Selamat menjalankan tugas Ibu Menteri. Pertahankan apa yang selama ini telah dilakukan untuk rakyat dan negeri, untuk Indonesia!

(es/es)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads