Launching lembaga riset yang dinamai Amir Institute tersebut dilakukan di Solo, Sabtu (25/10/2014). Lembaga tersebut mengedepankan jargon 'menjunjung tinggi syariat menuju peradaban Islam'. Dalam penjelasannya, goal tentang peradaban adalah obsesi besar yang memang telah dia pikirkan dan perjuangkan sejak lama.
"Secara kebetulan saja Presiden yang terpilih saat ini mengajukann konsep revolusi mental yang pada dasarnyaa itu juga sebuah konsep pembenahan peradaban. Kami tidak tahu dasar dan acuan apa yang akan dipakai oleh Presiden Jokowi dalam merealisasikan konsep besarnya itu. Kami sama sekali tak terkait dengan itu. Memang secara kebetulan saja munculnya hampir bersamaan," ujarnya kepada wartawan di Solo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pisau paling tajam dari lembaga riset adalah karya-karya analisis yang akan kami dirilis terbuka agar menjadi perhatian bersama dan pemerintah menyadari tentang kekeliruannya itu," lanjutnya.
Lebih lanjut, Amir juga menegaskan lembaganya tersebut tidak ada kaitan dengan kelompok-kelompok yang terlibat konflik di Timur Tengah. Karena itu Amir Institute bukan kedok bagi perekrutan sumber daya manusia dari Indonesia untuk dikirim ke kawasan konflik di Timur Tengah. Namun demikian Amir menegaskan mempersilakan jika ada organisasi lain melakukan pengiriman itu, dengan dalih tidak ingin mencampuri kecenderungan pemikiran organisasi lain dalam menyikapi konflik yang terjadi.
Nama Amir Mahmud mengemuka di pemberitaan nasional pada bulan Juli hingga Agustus lalu karena inisiatifnya bersama Afif Abdul Majid mendirikan FPDI di Solo. Forum ini menyatakaan dukungan kepada ISIS dan bahkan melakukan baiat kepada para pendukungnya. Namun belakangan Amir yang juga kombaatan Afghanistan tersebut mengatakan dukungannya itu hanya merupakan wacana dan tidak pernah ada tindakan konkret melakukan aksi atas nama ISIS di Indonesia.
Belakangan Afif Abdul Majid ditangkap Densus 88/Anti-Teror Mabes Polri dengan sangkaan terlibat dalam pendanaan kasus pelatihan militer di Aceh dan karena aktifitasnya menggalang dukungan untuk gerakan ISIS. Namun Amir Mahmud tetap bebas dan aktifitasnya hingga kini tidak terpengaruh oleh kegiatannya di FPDI itu.
(mbr/fjr)











































