"Temuan ini sangat membantu terutama sejarah budidaya pertanian dan sejarah teknologi pertanian atau bercocok tanam di Indonesia terutama di Jawa," kata Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta, Siswanto, saat pembukaan UNSOED FAIR 2014 di Graha Widyatama Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Kamis (23/10/2014).
Menurut dia, sejak kapan butiran jagung tersebut dibudidayakan dan dari mana benih tanaman tersebut atau dari negara mana benih jagung tersebut diperoleh pihaknya hingga kini masih meyakini jika kemungkinan besar butiran jagung tersebut merupakan hasil impor, karena pada abad tersebut hubungan Internasional sudah terbuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan temuan jagung ini menantang disiplin ilmu lainnya tentang asal usul Situs Liangan yang saat ini masih misterius untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Karena budidaya pertanian ternyata telah berkembang di Jawa pada masa lalu antara abad 8 - 10 M. Jawa yang dikenal kesuburan tanahnya merupakan berkah yang tidak disia-siakan oleh masyarakat penghuninya.
"Setelah beberapa waktu yang lalu menemukan adanya bulir padi (Oriza sativa) yang telah menjadi arang. Ini merupakan pembuktian ketahanan pangan di Jawa pada saat itu dikelola dengan baik," ujarnya.
(arb/ndr)