Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali melakukan seleksi menteri untuk mengisi kabinetnya, Kamis (23/10/2014). Sejumlah tokoh pun diundang ke Istana Merdeka. Salah satu yang hari ini dipanggil adalah Muhammad Nasir (54 tahun). Siapa Nasir sebenarnya?
Muhammad Nasir pada 29 September lalu terpilih sebagai Rektor Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, untuk periode 2014-2018. Dia terpilih melalui proses pemilihan langsung dalam rapat senat tertutup dengan memperoleh 148 suara, mengalahkan dua kandidat lainnya.
Rencananya Nasir baru akan dilantik pada 18 Desember 2014. Dia menggantikan Prof Sudharto yang akan berakhir masa jabatannya pada Desember tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasir menyelesaikan pendidikan S1-nya di Undip. Gelar magister diraihnya dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Gelar PhD dia kantongi dari University of Science Malaysia.
Visi Nasir saat menjadi dekan seperti dikutip dari situs undip.ac.id adalah menjadikan Fakultas Ekonomi Menuju World Class University. Hal itu bisa dilakukan dengan cara mengelola dengan baik, benar dan terpadu aset-aset kampus berupa rumah sakit, pusat pelatihan, hingga laboratorium.
Pria kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 27 Juni 1960 itu juga dikenal sebagai pakar anggaran. Tak heran ketika terpilih sebagai rektor salah satu prioritas utama yang akan dia selesaikan adalah soal anggaran di kampus.
Ayah dari empat anak itu juga dikenal memiliki jaringan luas. Dia juga dikenal dekat dengan mantan presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar. Suara Nasir di ormas Islam tak bisa diabaikan, khususnya di kalangan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Jawa Tengah.
Saat ditelepon detikcom tentang hasil pembicaraannya dengan Jokowi di Istana apakah terkait dengan posisi menteri, Nasir enggan berkomentar. "Enggak, enggak, enggak. Belum, belum, belum," elaknya lalu mematikan ponsel.
Posisi kementerian apa yang cocok untuk Nasir?
(erd/nrl)