Pertandingan Divisi Utama 8 Besar antara Persis Solo melawan Martapura FC dengan hasil imbang 1-1 berakhir rusuh. Penonton mempersoalkan wasit Ahmad Jafri dari Makassar. Bukan hanya berteriak-teriak, ribuan penonton merangsek masuk lapangan mengejar wasit dan pemain Martapura.
Aparat segera mengamankan wasit dan pemain. Mereka segera diamankan di dalam ruangan ganti. Ratusan petugas keamanan dibantu TNI berusaha menghadang dan membubarkan massaa dengan tembakan gas air mata, pukulan dan pasukan satwa. Namun massa justru membalas dengan lemparan batu dan barang-barang lainnya. Kericuhan pecah di dalam stadion.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolresta Surakarta, Kombes (Pol) Iriansyah, mengatakan pihaknya sudah semaksimal mungkin mengurai dan menghadang massa yang ingin menyerang wasit maupun pemain dari Martapura. Meskipun sudah mengerahkann 450 pasukan Polri dan TNI, namun diakui anak buahnya sempat kewalahan karena menghadapi ribuan massa.m Meskipun demikian, kataa dia, akhirnya amuk massa berhasil dihentikan.
Mengenai informasi korban jiwa, Iriansyah belum memberikan keterangan pasti. Dia hanya mengatakan pihaknya menerima laporan terjadi pengeroyokan oleh massa terhadap seseorang di luar lapangan. Massa mengira orang tersebut adalah intel polisi. Namun Iriansyah memastikan lelaki yang dikeroyok massa itu bukan anggotanya dan dia juga tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kondisi terakhir orang itu.
Sebuah sumber mengatakan, setelah kerusuhan berhasil diredakan, seorang suporter ditemukan tergeletak di kompleks Stadion Manahan, di luar lapangan. โLelaki tersebut lalu dilarikan ke RS Panti Waluyo, Solo,n namun akhirnya meninggal. Hingga saat ini belum diketahui identitas lelaki muda yang mengenakan atribut suporter tersebut.
(mbr/mbr)











































