Pantauan detikcom di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (20/10/2014) pukul 20.00 WIB, Jokowi menerima kunjungan Menlu AS John Kerry dan rombongan. Jokowi masih mengenakan baju batik saat menemui Kerry yang memakai setelan jas biru gelap. Jokowi didampingi mantan Ketua Tim Transisi Rini Soemarno dan Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto.
Sedangkan Kerry, seperti disebutkan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, Menlu Kerry akan memimpin delegasi sejumlah pejabat tinggi AS, termasuk Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake dan pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS yang khusus ditugaskan memantau kawasan Asia, Daniel Russel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Indonesia, lanjut Psaki, Kerry akan melanjutkan perjalanan ke Jerman untuk menghadiriakan peringatan 25 tahun jatuhnya tembok Berlin. Di sana, dia akan bertemu dengan Menlu Jerman, Frank-Walter Steinmeier untuk membahas sejumlah isu regional dan internasional.
Menurut pejabat senior Departemen Luar Negeri AS yang enggan disebut namanya tersebut, pertemuan bilateral itu akan membahas sejumlah isu, mulai dari sengketa wilayah di Laut China Selatan, perjuangan melawan wabah Ebola dan perjanjian Kemitraan Perdagangan Trans-Pasifik yang masih dalam pembahasan.
Namun isu prioritasnya, lanjut pejabat senior tersebut, ialah mencari lebih banyak bantuan dan dukungan dalam melawan ISIS di Suriah dan Irak.
Pembahasan antara kepala negara dan pejabat penting tersebut antara lain akan menyinggung upaya penangkalan rekrutmen anggota ISIS dari negara-negara Asia Tenggara, mencegah kembalinya pelaku jihad garis keras di wilayah tersebut, serta memblokir pendanaan bagi militan keji tersebut.
Pasca tragedi 11 September 2001 dan tragedi bom Bali beberapa tahun setelah itu, sejumlah orang diketahui telah pergi meninggalkan Indonesia dan juga Malaysia untuk bergabung dengan ISIS di Timur Tengah.
Pejabat AS lainnya menyebut, Menlu Kerry juga akan mendorong Jokowi untuk berbuat lebih banyak dalam membekukan aset militan ISIS, sesuai dengan persyaratan PBB dalam Financial Action Task Force.
"Mereka telah mengalami kemajuan dalam hal itu. Harapannya ialah mereka akan berbuat lebih dan menjadi bagian upaya yang terus berlangsung ... untuk mendorong Indonesia melakukan hal yang mereka mampu untuk memenuhi kewajiban mereka di bawah PBB," sebut pejabat yang menolak disebut namanya.
Masih menurut pejabat tersebut, Menlu Kerry juga akan mendorong Jokowi untuk mempertahankan peran aktif dalam kebijakan luar negeri seperti yang telah dilakukan pemerintahan sebelumnya.
"Sebagai negara terbesar keempat di dunia, kemudian negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan negara mayoritas muslim terbesar dunia, perannya (Indonesia) sangat amat penting," ucap pejabat senior AS tersebut.
"Apa yang kami lihat di kawasan tersebut ialah seruan bagi Indonesia untuk tetap aktif dalam urusan luar negeri. Dia (Jokowi-red) bisa melakukan banyak kebijakan domestik dan tetap menjaga Indonesia aktif di kawasan tersebut," tandasnya.
(nwk/nrl)











































