Hal yang sama juga terjadi saat Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden tahun 2009 silam. Berdasarkan catatan detikcom, sejak beberapa hari sebelum pelantikan, sudah ada pimpinan negara yang direncanakan untuk hadir.
Mereka adalah PM Australia, PM Malaysia, PM Singapura, Presiden Timor Leste, dan Sultan Brunei. Sementara itu, beberapa pemerintahan negara sahabat memilih mengirim utusan khusus yaitu Korea Selatan, AS dan Srilanka. AS disebut mengirim delegasi yang diketuai oleh Kepala Badan Perlindungan Lingkungan Hidup AS Lisa P Jackson. Anggota delegasi lainnya adalah Duta Besar AS untuk Indonesia Cameron Hume dan Presiden Masyarakat AS-Indonesia David N Merrill.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana dengan pelantikan Jokowi-JK? Sekjen MPR Eddie Siregar menuturkan bahwa Jokowi-JK akan menjamu pimpinan negara sahabat di hari pelantikan presiden dan wakil presiden 20 Oktober 2014.
Daftar pimpinan negara yang akan menghadiri pelantikan Jokowi-JK berdasarkan keterangan Sekjen MPR adalah Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Presiden Timor Leste Xanana Gusmao, Gubernur Jenderal Papua Nugini Michael Ogio, Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak, Perdana Menteri Haiti Laurent Lamothe, Perdana Menteri Singapore Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Australia Tony Abbott, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, dan Utusan pemerintah Jepang, Mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim utusan khusus dari negaranya untuk menghadiri pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden RI yaitu Menteri Industri dan Perdagangan Denis Manturov. Sementara itu dari Amerika Serikat, Menlu AS John Kerry akan memimpin delegasi sejumlah pejabat tinggi AS, termasuk Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake dan pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS yang khusus ditugaskan memantau kawasan Asia, Daniel Russel.
Selain itu, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan bahwa pelantikan Jokowi-JK juga akan dihadiri oleh Senator AS John McCain, Perdana Menteri Korea Jung Hong-won, dan Menlu Rusia Sergey Lavrov.
(imk/trq)