"Semua harus jadi duta bangsa. Wartakan kepada dunia tentang keindahan, keunikan dan kekhasan Indonesia," seru Presiden SBY saat membuka Word Summit Batik di JCC, Senayan, Jakarta (28/9/2011) silam.
SBY mengaku sangat suka memakai batik, termasuk saat bertemu dengan para pemimpin negara sahabat. Menurutnya, batik dapat digunakan sebagai sarana berdiplomasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Amerika dikenal dengan Coca Cola dan Hollywood. Turki dengan Blue Mosque. Singapura dengan logo singa. Indonesia punya banyak yang khas. Ada keris, wayang, batik, angklung, Raja Ampat, Toba, Borobudur, kopi luwak, nasi goreng dan ratusan lagi," sambungnya.
Di masa pemerintahan SBY, pengakuan internasional terhadap budaya Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang dikutip detikcom pada Jumat (17/10/2014), pengakuan UNESCO terhadap hasil karya budaya bangsa diberikan untuk Keris (2005), Batik (2009), dan Angklung (2010) sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity.
Selain itu, Tari Saman diakui pada tahun 2011 dan Noken pada tahun 2012 sebagai Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding. Lanskap Budaya Bali (Subak) juga diakui sebagai World Cultural Heritage pada tahun 2012.
Presiden SBY selanjutnya menggagas World Culture Forum di Bali pada tahun 2013 untuk meningkatkan peran Indonesia dalam diplomasi kebudayaan di dunia internasional. Forum tersebut
menghasilkan โBali Promiseโ yang menyerukan pada negara/pemerintah di dunia untuk berkomitmen agar mengintegrasikan budaya dalam agenda pembangunan yang Berkelanjutan pasca 2015.
(imk/erd)