Suharso Beberkan Rahasia Kemenangan Romi dan Budaya PPP yang Hilang

Suharso Beberkan Rahasia Kemenangan Romi dan Budaya PPP yang Hilang

- detikNews
Jumat, 17 Okt 2014 08:18 WIB
Surabaya - Kemenangan Romahurmuziy (Romi) sebagai Ketua Umum dalam Paripurna VI Muktamar VIII PPP seperti sudah bisa ditebak. Namun rupanya Romi memiliki pesaing yang cukup kuat, seperti yang dituturkan oleh Waketum demisioner PPP Suharso Monoarfa.

"Iya, memang selain Romi ada juga Lukman Hakim Saifuddin yang diusulkan oleh kader-kader," kata Suharso di Hotel Empire Palace, Jl Blauran, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (16/10/2014).

Lukman Hakim dinilai sebagai sosok yang amanah dan kompeten. Hal itu dibuktikan dalam kiprahnya sebagai Menteri Agama menggantikan Suryadharma Ali yang tersangkut kasus korupsi dana haji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tetapi Lukman Hakim rupanya tak bersedia dicalonkan. Dia masih menjadi Menteri Agama, walau pun sebentar lagi diganti, sehingga tak bersedia untuk jadi Ketua Umum. Jadi tinggal calon tunggal saja," imbuh Suharso.

Forum pun meminta kesediaan Romi untuk dicalonkan. Saat itu Romi langsung bicara tentang kesediaannya untuk dicalonkan dan ternyata langsung bersedia.

"Jadi Romi ini figur muda yang diharapkan bisa mengubah imej PPP dari yang dianggap 'Partainya Para Papa' jadi partai anak muda. Itu yang mendasari pencalonan Romi," ucap Suharso.

Muktamar ini sekaligus menjadi sejarah baru bagi PPP. Pasalnya ada tradisi yang hilang sejak lama dari partai yang didirikan atas fusi sejumlah partai tahun 1973 tersebut.

"Dalam 30 tahun terakhir belum pernah PPP menyelenggarakan Muktamar secara musyawarah mufakat dan suara bulat. Padahal itu khittah partai," ungkap Suharso.

Proses pemilihan Ketua Umum PPP memang terbilang singkat pada tahun ini. Dalam waktu tak lebih dari 1 jam, Ketum baru sudah terpilih.

Meski demikian sempat pula peserta Muktamar menginterupsi pimpinan sidang yang saat itu dijabat oleh Suharso. Seorang peserta asal Papua Barat meminta Ketua DPW wilayahnya untuk masuk sebagai Formatur Partai.

Sontak saja permintaan itu diikuti anggota DPW Nangroe Aceh Darussalam. Akan tetapi permintaan itu ditolak Suharso karena sebelumnya sudah disepakati 7 perwakilan dari 33 DPW.

(bpn/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads