"Kalau saya maju jadi caketum, maka saya dekati senior Golkar. Pertama saya bicara dengan Ketum Golkar. Lalu, beliau beri izin. Kemudian, saya ketemu Pak Akbar Tandjung," ujar Airlangga usai acara silaturahmi dengan DPD Golkar Jambi di Hotel Santika Premiere, Jakarta Barat, Kamis (16/10/2014).
Saat minta izin ke Ical, Airlangga menegaskan sebagai partai nomor dua di Pileg, Golkar harus berbuat sesuatu. Meski di legislatif dan posisi sebagai pengawas, Golkar harus ikut mendorong untuk mengawal pembangunan ekonomi selama tujuan positif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mendorong desentralisasi dari pusat ke daerah berimbang. Jadi, kewenangan daerah bisa didengar, bisa diserahkan ke pengurus DPD tingkat II juga," sebut mantan Ketua Komisi VI DPR itu.
Dia menambahkan kalau sejauh ini dirinya sudah melakukan safari politik ke 200 DPD Golkar tingkat II. Sementara, untuk DPD tingkat I juga sudah dilakukan dan beberapa mendukungnya. Namun, Airlangga enggan menyebut nama DPD yang mendukungnya itu.
Hingga menjelang Munas Golkar, dia mengaku bakal terus mencari dukungan dari pengurus DPD I. Hal ini penting mengingat DPD I merupakan pemegang suara di Munas nanti.
"Harus aspiratif agar mampu serap aspirasi masyarakat dan bisa diagresikan. Itu melalui partai Golkar baik di tingkat I, tingkat II, dan nasional," sebutnya.
Lantas, apakah Airlangga siap bersaing dengan tokoh senior Golkar seperti Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, bahkan Aburizal Bakrie atau Ical dalam pencalonan sebagai ketum?
"Masalah persaingan tunggu jadwal Munas. Kita akan silaturahim dulu," sebutnya.
(hat/rmd)











































