Berdasarkan data dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang dikutip detikcom pada Selasa (14/10/2014), anggaran pendidikan di KIB I adalah sebesar Rp 76,7 triliun pada tahun 2005 sementara itu, di KIB II menjadi Rp 331,8 triliun pada tahun 2013. Peningkatan anggaran ini dialokasikan pula untuk memeberikan beasiswa.
Salah satu bentuk apresiasi pendidikan yang dilakukan pada masa pemerintahan Presiden SBY adalah pemberian beasiswa Bantuan Pendidikan Keluarga Miskin (Bidikmisi) sejak tahun 2010. Ini merupakan komitmen 100 hari pertama pemerintahan SBY-Boediono.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu lulusan angkatan pertama penerima Bidikmisi adalah Raeni yang merupakan anak seorang tukang becak di Kendal, Jawa Tengah. Raeni lulus dari Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada bulan Agustus 2014 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,96.
"Selepas lulus sarjana, saya ingin melanjutkan kuliah lagi. Pengin-nya melanjutkan (kuliah) ke Inggris. Ya, kalau ada beasiswa lagi," kata gadis yang bercita-cita menjadi guru tersebut dalam situs unnes.ac.id.
Presiden SBY kemudian merespons asa dari gadis tersebut. Sekali lagi Raeni menikmati beasiswa dari pemerintah dan kali ini dirinya akan menempuh studi di negeri orang.
"Ini membuktikan putra-putri Indonesia hebat. Siapapun bisa berprestasi dari kalangan yang punya ataupun yang kurang punya. Pak SBY juga dulu dari keluarga yang tidak kaya, pas-pasan, tapi bisa berprestasi," ujar SBY saat bertemu dengan Raeni dan ayahnya Mugiyono di Bandara Halim Perdankusumah, Jumat (13/6/2014) seperti dilansir dalam situs resmi kepresidenan presidenri.go.id.
Raeni kemudian diingatkan untuk meningkatkan nilai TOEFL sebelum berangkat ke Inggris. Tak hanya itu, bahkan SBY kembali menyinggung Raeni dalam pidato kenegaraan yang disampaikan jelang hari kemerdekaan.
"Kita bangga," kata Presiden SBY di Kompleks MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2014).
(bpn/erd)