Belum Ada Twitter dan Facebook, Begini Cara Bung Karno 'Blusukan'

Transisi Presiden

Belum Ada Twitter dan Facebook, Begini Cara Bung Karno 'Blusukan'

- detikNews
Senin, 13 Okt 2014 14:01 WIB
Belum Ada Twitter dan Facebook, Begini Cara Bung Karno Blusukan
Cara komunikasi Presiden SBY melalui Twitter
Jakarta -

Enam Presiden yang pernah memimpin Indonesia memiliki cara yang berbeda-beda dalam berkomunikasi dengan rakyat. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono aktif menjalin komunikasi dengan rakyat dengan tatap muka, layanan pesan pendek, PO BOX, dan terakhir lewat jejaring media sosial Twitter dan Facebook.

Bagaimana dengan Presiden Sukarno yang memimpin Indonesia saat belum ada Twitter dan Facebook? Seperti inilah kisahnya.

Presiden Sukarno mengaku tak bisa jauh dari rakyat. Bahkan kepada penulis buku 'Penjambung Lidah Rakjat' Cindy Adams, dia pernah mengaku bisa mati jika jauh dari rakyatnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Untuk membunuh saya adalah mudah, jauhkan saja saya dari rakyat, saya akan mati perlahan-lahan,” begitu kata Bung Karno dalam buku tersebut yang dikutip detikcom, Senin (13/10/2014).

Bung Karno akan merasakan badannya lemas, napas seolah berhenti jika tak bisa keluar dan bersatu dengan rakyat. Namun apa daya tugas dan tanggung jawab sebagai presiden sangat menumpuk. Sehingga kesempatan bercengkrama bersama warga, dan mengetahui nasib meraka tak banyak. Saat itu belum ada telepon genggam dan internet, apalagi Twitter ataupun Facebook.

Sesekali waktu Bung Karno memaksakan diri 'blusukan'. "Aku adalah kepunyaan rakyat. Aku harus melihat rakyat, aku harus mendengarkan rakyat dan bersentuhan dengan mereka. Perasaanku akan tenteram kalau berada di antara mereka," kata Bung Karno.

Pernah suatu malam Bung Karno pergi hanya berdua dengan seorang ajudan yang menyamar sebagai warga biasa. Semua tanda pengenal kepresidenan ditanggalkan.

"Aku berhenti dan membeli sate di pinggiran jalan. Aku duduk seorang diri di pinggir trotoar dan menikmati
jajananku dari bungkus daun pisang," papar sang Putera Fajar itu.

Saat 'blusukan' tersebut Bung Karno hanya akan mendengar percakapan, perdebatan dan diskusi antar warga. Tak pernah dia bertanya kepada warga yang ditemuinya. "Rakyat akan mengenalku apabila mendengar suaraku," kata dia.

Anda bisa mengirim pesan bagi presiden SBY yang akan melepas jabatannya pada 20 Oktober dan mengucapkan selamat bagi Jokowi yang akan dilantik pada tanggal yang sama lewat transisipresiden.com. Kami juga menyediakan space khusus bila Anda ingin mengucapkan selamat kepada Jokowi baik secara personal maupun mewakili institusi atau perusahaan. Silakan langsung menghubungi sales@detik.com.

(erd/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads