Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menyerahkan sekitar 26 data kenegaraan yang terangkum di lebih dari 2.000 buku ke Arsip Nasional Republik Indonesia. Staf Khusus Presiden bidang Informasi dan Hubungan Masyarakat Heru Lelono mengatakan ada beberapa alasan penyerahan dokumen tersebut.
"Misalnya agar kasus hilangnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) tidak terulang," kata Heru saat berbincang dengan detikcom, Ahad (12/10/2014) di Jakarta.
Tujuan lainnya menurut Heru, agar Presiden selanjutnya Joko Widodo (Jokowi) bisa mengambil pelajaran dari 2.000 buku yang diserahkan tersebut. Pasalnya tak hanya berupa keputusan presiden, instruksi presiden saja melainkan ada juga notulen rapat, rekaman rapat kabinet dan lain sebagainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Heru, data tersebut direkam staf kepresidenan selama sepuluh tahun SBY menjabat, dan finalisasi pengarsipan dilakukan dalam satu bulan terakhir. βIni pertamakalinya dalam sejarah, semoga hal ini menjadi budaya selamanya, sebagai pemerintahan yang bertanggungjawab kepada bangsanya,β kata Heru.
Setelah memimpin selama dua periode, yakni 2004-2009 dan 2009 sampai 2014, pada 20 Oktober pekan depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan meletakkan jabatannya. Selanjutnya selama lima tahun ke depan Presiden Indonesia akan dijabat oleh Joko Widodo (Jokowi).
(erd/try)