'The Girl Next Door' dan 8 Alasan Belajar HI di Georgetown University

Laporan dari Amerika Serikat

'The Girl Next Door' dan 8 Alasan Belajar HI di Georgetown University

- detikNews
Sabtu, 11 Okt 2014 10:28 WIB
Kampus Georgetown University (Shohib Masykur/detikcom)
Washington DC - Mereka yang pernah menonton film The Girl Next Door barangkali masih ingat adegan penutupnya. Lewat perjuangan yang cukup dramatis, Matthew, tokoh utama yang diperankan oleh Emile Hirsch, diterima di kampus bergengsi Georgetown University.

Dalam komedi romantis yang dirilis 2004 tersebut, Georgetown University digambarkan sebagai kampus yang menjadi idaman bagi para siswa di sekolah tempat Mathew belajar. Beasiswa untuk masuk ke universitas tersebut disediakan bagi siswa terbaik yang telah menunjukkan prestasi mengagumkan di suatu bidang. Matthew adalah salah satu kandidat penerima beasiswa berkat moral fiberβ€”kemampuan untuk berbuat benar dalam situasi apapunβ€”yang dia miliki.

Pada akhirnya Matthew memang gagal memperoleh beasiswa tersebut lantaran tersandung masalah dengan seorang mafia film dewasa. Namun dari situ justru muncul kreativitas dan kegigihannya dalam mengatasi masalah. Dibantu oleh kekasihnya, Danielle, yang dibintangi oleh si cantik Elisha Cuthbert, Mathew berhasil mengumpulkan uang untuk membiayai sendiri kuliahnya di salah satu kampus termahal di Amerika tersebut. Singkat kata, film berakhir bahagia dengan Matthew berhasil diterima di kampus yang dia idam-idamkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan tanpa alasan jika Georgetown University digambarkan sebagai kampus idaman. Didirikan pada tahun 1789 oleh uskup John Carroll, kampus tersebut merupakan universitas Jesuit tertua di Amerika yang telah melahirkan banyak tokoh ternama, tidak hanya di Amerika tetapi juga di dunia. Di antara program yang paling populer di kampus tersebut adalah studi hubungan internasional (HI) yang dijalankan oleh Edmun E. Walsh School of Foreign Service (SFS).

Berikut adalah delapan alasan yang membuat belajar hubungan internasional di Georgetown University menjadi pilihan yang menarik.

Peringkat Pertama Dunia
Menurut Foreign Policy Magazine, salah satu majalah paling terkemuka mengenai politik luar negeri, Georgetown University menduduki peringkat pertama untuk kategori program master bidang hubungan internasional. Lima besar berikutnya diduduki oleh Johns Hopkins University, Harvard University, Princeton University, dan Tuft University. β€œThe extremely selective School of Foreign Service offers a two-year program in which course work is supplemented by mentorship from IR professionals,” demikian tulis majalah tersebut pada tahun 2012.

Lokasi yang Strategis
Georgetown University terletak di Washington DC, pusat pemerintahan AS sekaligus tempat di mana keputusan-keputusan penting yang memengaruhi percaturan politik dunia dibuat. Selain itu, Georgetown merupakan kawasan elite di Washington DC yang tidak saja nyaman tetapi juga aman. Konon daerah itu adalah salah satu tempat paling aman di Amerika. Ditambah lagi, lokasinya yang berdekatan dengan Potomac River menjadi daya tarik tersendiri. Pada saat libur, kerap dijumpai orang-orang menghabiskan waktu dengan naik sampan di sungai Potomac atau sekedar menikmati suasana di pinggiran sungai. Suasana di sekitar kampus benar-benar tampak hidup sehingga mahasiswa tidak mudah merasa bosan.

Staf Pengajar yang Handal
Pengajar di SFS adalah para ahli dan profesional yang telah berpengalaman di bidangnya, antara lain mantan Menteri Luar Negeri AS Madeleine Albright, Daniel Byman, Victor Cha, Charles Hagel, dan Paul Pillar. Selain itu, karena lokasinya yang terletak di ibu kota politik dunia, akses terhadap tokoh-tokoh penting pun relatif mudah. Karenanya, tak heran jika Georgetown sering menghadirkan para pemimpin dunia sebagai pembicara.

Suasana Akademis yang Bergairah
Berada di antara orang-orang terbaik akan memovitasi orang untuk menjadi lebih baik. Itulah yang dirasakan oleh mahasiswa Georgetown University, khususnya di SFS. Terasa benar aura akademis yang penuh semangat di antara para mahasiswa. Persaingan untuk menjadi yang terbaik memicu mereka untuk mengerahkan segala daya upaya sehingga mengakselerasi proses belajar. Selain itu, guna menopang kreativitas dan mengembangkan kemampuan berorganisasi mahasiswa, Georgetown University memiliki banyak sekali kelompok mahasiswa (student groups) di berbagai bidang.

Didesain untuk Profesional
SFS menawarkan program yang sangat cocok untuk mereka yang ingin berkarier di dunia profesional. Kuliahnya dikemas sedemikian rupa sehingga tidak terlampau banyak mengedepankan teori, melainkan lebih menekankan pada kemampuan praktis yang dibutuhkan oleh seorang profesional. Mahasiswa juga dapat mendesain sendiri jalur keahlian yang ingin mereka pelajari sesuai dengan kebutuhan profesional mereka. Selain itu, untuk membantu mahasiwa mengembangkan jaringan, pihak kampus secara aktif menghubungkan mereka dengan para profesional di berbagai bidang, seperti dari kalangan pemerintahan, perusahaan multinasional, konsultan, lembaga think tank, NGO, hingga organisasi internasional.

Jaringan Alumni yang Luas
Jaringan alumni SFS sangat luas dan tersebar di berbagai penjuru dunia dengan berbagai latar belakang pekerjaan, mulai dari pengusaha, politisi, aktivis, hingga pegawai pemerintah. Jaringan alumni yang terawat dengan baik itu menjadi modal tersendiri bagi mahasiswa untuk memperoleh pekerjaan dan meniti karir setelah lulus. Di antara para alumninya yang ternama adalah mantan Presiden AS Bill Clinton, Raja Yordania King Abdullah II, dan mantan Presiden Filipina Gloria Macapagol Arroyo.

Koleksi Perpustakaan yang Lengkap
Georgetown University memiliki delapan perpustakaan dengan pusatnya adalah Lauinger Library yang terletak di kampus utama. Secara total, perpustakaan ini menyimpan hampir 3 juta koleksi. Tidak hanya itu, Georgetown juga menjalin kerja sama dengan kampus lain di Washington DC dalam jejaring konsorsium. Menjadi mahasiswa Georgetown University berarti memiliki akses terhadap perpustakaan di 9 kampus sekaligus, di antaranya American University, Goerge Washington University, dan Howard University.

Bangunan Kampus yang Menawan
Meski tidak substantif, tapi daya tarik yang satu ini tidak boleh diabaikan. Georgetown University memang dikenal memiliki areal dan bangunan kampus yang menawan. Healy Hall yang menjadi landmark kampus adalah bangunan bergaya Romanesque revival yang masuk ke dalam National Historic Landmark. Pucuk atapnya di tengah menjulang tinggi dengan pucuk-pucuk yang lebih rendah di samping kanan kiri. Memasuki bangunan tersebut terasa seperti kembali ke masa ratusan tahun silam. Di depannya terbentang lapangan berumput yang kerap menjadi tempat mahasiswa belajar atau sekedar saling bercengkerama.

(mad/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads