Ashtam ini diperuntukan bagi maskapai penerbangan, bandara hingga pilot dan pihak yang berkepentingan di dunia penerbangan. Ashtam dalam hal ini, untuk menghindari rute-rute penerbangan yang terdampak abu Gunung Sinabung.
"Diterbitkan ashtam nomor 0202/144. Ketinggian awan abu 20 ribu kaki, pergerakan awan abu ke arah NE atau timur laut dengan kecepatan 20 knot. Kecepatan ini diambil dari titik nol Sinabung koordinat N0310 E09823," demikian jelas Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub JA Barata saat dikonfirmasi hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bandara Tetap Buka
Meski Gunung Sinabung mengeluarkan awan panas, namun bandara tetap beroperasi. Seperti Bandara Kualanamu, Medan, meski siang ini terselimuti abu vulkanik tipis, namun bandara masih dibuka karena jarak pandang atau visibilitas masih di atas 4 km.
"Namun demikian, ada beberapa penerbangan yang delay untuk pagi ini. Saat ini apron di Bandara Kualanamu sedang dibersihkan oleh pihak APII karena sedikit terkena abu vulkanik tipis," demikian kata Barata meneruksan informasi dari Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah II Bandara Kualanamu Medan, Praminto Hadi.
Menurut informasi dari BMKG, abu vulkanik bergerak ke arah utara menuju Kota Medan.
Sedangkan Manajer Operasi PT AP II Cabang Bandara Silangit, Hotler Simanjuntak, mengatakan cuaca di atas Bandara Silangit masih cerah. Dampak abu vulkanik belum mengganggu penerbangan.
"Namun ada 1 penerbangan Susi Air rute Medan-Silangit dibatalkan akibat gangguan abu vulkanik," kata Hotler seperti diteruskan Barata.
Bandara Silangit masih beroperasi dengan jarak pandang di atas 5 km.
(nwk/mad)