SMS Terakhir Mayang ke Adik: Nanti Dikirim Uang Jajannya

WNI Transeksual Dimutilasi

SMS Terakhir Mayang ke Adik: Nanti Dikirim Uang Jajannya

- detikNews
Selasa, 07 Okt 2014 15:49 WIB
Jakarta -

Tak ada lagi tawa, canda, sapa dari Mayang Prasetyo (27) alias Febri Andriansyah pada ibunda Nining Sukarni dan kedua adiknya, Gaby (18) dan Dewi (15). Mayang, sebelum ditemukan dimutilasi, menanyakan kabar keluarga dan berjanji memberikan uang jajan ke adiknya.

"Komunikasi terakhir lewat SMS pada 2 Oktober lalu. Dia bertanya, 'Bagaimana kabarnya?'. Saya jawab 'Baik Kak'. 'Keluarga di Lampung bagaimana kabarnya?'" demikian kisah Dewi, sang adik bungsu Mayang saat berbincang dengan detikcom, Selasa (7/9/2014).

Dewi juga mengisahkan dirinya membalas SMS kakaknya itu dengan meminta uang jajan. "Nanti dikirim," demikian balas Mayang dalam SMS seperti ditirukan Dewi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah mendapatkan kabar duka itu, Dewi mencoba SMS Mayang lagi. "Nggak kekirim lagi. Nomornya sudah mati," tutur Dewi.

Terakhir bertemu secara fisik dengan Mayang, Dewi mengatakan pada Idhul Adha tahun 2013 lalu. Mayang juga sempat mengenalkan calon suaminya, Marcus Peter Volke (28) dan meminta izin untuk menikah. Mayang tak mengajak keluarganya saat menikah, hanya meminta doa restu.

"1 Agustus 2013 menikahnya, sudah dapat restu. Menikahnya di Denmark," ungkap Dewi.

Bila komunikasi terakhir Mayang dengan Dewi melalui SMS adalah pada Kamis 2 Oktober lalu, sesuai dengan kesaksian tetangga yang mengatakan pada polisi, bahwa mereka melihat Mayang masih hidup pada Kamis malam.

Tetangga mendengar suara keributan di apartemen yang terletak di Teneriffe tersebut, sejak hari Kamis hingga malamnya. Jenazah Mayang baru ditemukan polisi pada hari Sabtu (5/10).

"Saya dengar suara keributan di apartemen," kata seorang tetangga kepada Courier-Mail.

"Teman saya mendengar mereka berteriak tentang membersihkan sesuatu. Mereka bicara dalam bahasa Inggris, namun tidak jelas apa yang mereka bicarakan karena aksennya," tambah tetangga tersebut.

Ada juga tetangga yang mengaku melihat Volke pada Kamis malam. Saat itu, Volke sedang membawa anjingnya jalan-jalan sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Tiba-tiba Volke ingin meminjam ponsel tetangga untuk menelepon Mayang karena kuncinya tertinggal.

"Dia terlihat sangat gugup," ucapnya. "Caranya bicara dia terlihat tertekan. Dia menggaruk-garuk kepalanya dan mondar mandir di lorong cukup lama," sambungnya.

Polisi akhirnya menguak pembunuhan ini setelah para tetangga mencium bau tak sedap dari kediaman Mayang. Jenazah Mayang yang sudah dimutilasi ditemukan di dalam panci. Sementara Volke sempat kabur, hingga akhirnya bunuh diri tak jauh dari lokasi dengan cara menggorok lehernya sendiri.

(nwk/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads