Jamaah haji istirahat dan berdoa di dalam tenda pada malam harinya dan melontar jumroh bagda dhuhur selama tiga hari berturut-turut sampai besok Senin (untuk nafar awal). Jarak dari tenda jamaah haji di Mina menuju lokasi lontar jumroh sekitar 3km, ditempuh dengan jalan kaki melalui terowongan Moaisem. Terowongan yang panjangnya lebih dari 1 km ini mengantar jamaha haji Indonesia ke maktab di Minajadid (perluasan mina).
Kondisi tenda jamaah haji Indonesia lebih nyaman daripada tenda di Arafah. Tenda jamaah haji Indonesia di Mina dilengkapi dengan AC dan tertutup rapat, tak seperti di Arafah. Tenda berwarna putih dengan bahan agak tebal tersebut juga bersih dengan alas karpet warna merah tebal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa jamaah tampak mengobrol santai di sudut dalam tenda semi permanen ini. "Ayo makan dulu mas," kata Ahmad, salah seorang jamaah yang menawarkan makanan kepada detikcom, saat tim media center menumpang salat di tenda tersebut.
Tak semua tenda jamaah haji penuh, ada yang kosong hampir separuh, ada pula yang penuh berdesakan. Sebab banyak jamaah yang maunya tidur bersama teman sedaerahnya atau teman dekatnya. Padahal sudah diwanti-wanti selama di Mina mengikuti aturan demi kenyamanan istirahat. Tapi tentu saja soal posisi tidur tidak mengurangi niat para jamaah menjalani mabit di Mina.
Saat meninjau tenda, Menag Lukman Hakim Syaifuddin juga bersyukur melihat kondisi yang cukup baik. "Kalau menurut saya ini sudah alhamdulilah lebih baik dari di Arafah," kata Menag saat berdialog dengan jamaah haji di salah satu tenda di Maktab 57.
Fasilitas untuk jamaah haji selama dua malam di Mina memang cukup mumpuni. Stok air untuk jamaah haji, menurut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Abdul Djamil ditambah lagi demi menjaga kenyamanan jamaah. Tim kesehatan juga bersiaga penuh untuk merawat jamaah haji yang sakit di Mina. Jamaah haji mendapatkan makan selama tiga kali sehari selama di Mina.
Hanya saja ketersediaan toilet di Mina sangat terbatas. Rasio toilet dengan jumlah jamaah haji Indonesia yang 155.200 orang (reguler) sangat tidak mencukupi. Akibatnya jamaah haji harus antre cukup panjang untuk urusan toilet. Kemenag terus mendesak agar pihak muassasah (Arab Saudi) segera memperbaiki fasilitas tersebut demi kenyamanan jamaah haji.
Sejauh ini tak ada keluhan jamaah kekurangan air di Mina, juga persoalan lain seperti mati lampu seperti yang terjadi di Arafah tak terjadi di Mina. Untuk jarak tempuh cukup jauh menuju lokasi lontar jumroh, jamaah haji tak begitu mengeluhkan. Karena kini terowongan yang menjadi Moaisem yang menjadi jalan akses ke lokasi lontar jumroh sudah dilengkapi eskalator sehingga jamaah tak begitu lelah berjalan.
Namun karena ada jamaah haji yang langsung tawaf ifadah di Masjidil Haram menjadi banyak yang kelelahan di terowongan Moaisem. Untuk mengantisipasi jamaah yang kelelahan, petugas tim TETA (Tim Evakuasi Tanpa Alat) siap mengantar jamaah yang kelelahan kembali ke tendanya.
(van/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini