'Astuti' Disiagakan Antar Jamaah Tersesat di Mina

Madinah - Brum...brum...tin..tin..motor bebek bermarna merah-putih membelah kerumunan jamaah haji Indonesia yang sedang berjalan-jalan di sela-sela mabit di mina. Yak, motor itu adalah Astrea 73 alias 'Astuti' yang sudah puluhan tahun lamanya digunakan sebagai alat angkut darurat bagi jamaah haji di Tanah Suci.

Di antara para jamaah ada Menag Lukman Hakim Syaifuddin yang sedang melakukan kunjungan ke maktab jamaah haji di Mina pada Sabtu (4/10) malam. Menag pun dibuat tersenyum melihat 'sopir' motor tua yang mengumbar senyum sembari terus memencet bel motor tua itu, di belakang berpegangan erat di perutnya seorang jamaah haji perempuan yang akan segera diantar ke tendanya di Mina.

Memang model dan mesinnya sudah tak mutakhir lagi. Tapi mesin tetap dijaga oleh para montir Indonesia sehingga kondisinya tetap prima untuk angkutan jarak pendek, yakni mengantar jamaah haji yang tersesat ke tendanya di Mina.

"Di sini kita ada 8, 6 di antaranya kita bawa dari Madinah," kata Kadaker Madinah, Nasurllah Jasam,sembari tersenyum kepada wartawan di Mina. Nasrullah dan seluruh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji dari Daker Madinah bertindak sebagai penanggungjawab pelayanan jamaah haji selama di Mina.

Jamaah haji yang tersesat di Mina cukup banyak, sebab maktab jamaah haji Indonesia di Mina sangat luas. Selain itu, jamaah haji yang pulang dari melempar jumroh atau tawaf ifadah harus berjalan lebih dari 4km untuk kembali ke maktab. Dalam kondisi jamaah kelelahan seperti ini peran 'astuti' menjadi sangat penting.

Tenda jamaah haji di Mina sendiri cukup nyaman. Semua tenda dilengkapi dengan AC dan ruangannya cukul luas untuk beribadah dan beristirahat. Hanya memang untuk toilet harus mengantre karena ketersediaan toilet yang terbatas.

Sementara jamaah yang tersesat dan kesulitan kembali ke tenda diantar oleh tim 'Astuti', ada juga bis yang disediakan untuk mengantar jamaah tersesat dalam jumlah yang lebih besar. Selain itu ada tim TETA (Tim Evakuasi Tanpa Alat) yang menyisir jamaah sakit atau butuh pertolongan di terowongan Moaisem. Terowongan yang panjangnya lebih dari 1 km ini mengantar jamaha haji Indonesia ke maktab di Minajadid (perluasan mina).

Jamaah yang sakit akan dirawat di Balai Pengobatan Ibadah Haji yang disiapkan di Mina. BPHI di Mina dilengkapi dengan perlengkapan yang memadai untuk merawat jamaah haji yang sakit.

Jamaah haji Indonesia bermalam di Mina sejak kemarin sampai dengan besok untuk melontar jumroh hari terakhir bagi yang nafar awal. Total jamaah haji reguler dari Indonesia adalah 155.200 orang, jika ditambah haji khusus menjadi 168.800 orang. Sampai saat ini tercatat 109 jamaah haji meninggal dunia di Tanah Suci.

(van/jor)